Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan untuk semua manusia. Salah satu bentuk dari Pendidikan yang masih jarang orang ketahui adalah Pendidikan Nonformal.
Berdasarkan dari UU No 20 tahun 2003, ada 3 jalur Pendidikan yang ada di Indonesia yaitu adalah Pendidikan formal, Pendidikan nonformal dan Pendidikan informal.
Namun, saat ini peran dari Pendidikan nonformal masih saja belum banyak orang ketahui. Hal ini kemungkinan karena kebanyakan Masyarakat di Indonesia masih lebih memilih Pendidikan dengan jalur yag formal tanpa memperhatikan Pendidikan nonformal.
Perlu kamu ketahui bahwa Pendidikan nonformal sendiri adalah aktivitas belajar di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal namun tetap dilakukan secara terorganisir. Biasanya Pendidikan nonformal ini tidak memiliki kaitannya dengan Pelajaran yang ada di sekolah untuk Sebagian orang.
Namun, padahal Pendidikan nonformal ini biasanya kerap membantu untuk banyak hal terutama pengalaman anak. Salah satu Pendidikan nonformal yang sering sekali anak ikuti adalah berupa ekstrakulikuler.
Ekstrakulikuler sendiri merupakan sebuah wadah untuk peserta didik yang ingin mengembangkan bakat dan juga minatnya di bidang tertentu. Salah satu bidang yang dahulu diwajibkan di Idonesia adalah ekstrakulikuler Pramuka.
Sebagai Gambaran lebih jelas lagi, berikut beberapa contoh Pendidikan nonformal:
- kelompok bermain,
- tempat penitipan anak (day care),
- sanggar,
- lembaga kursus,
- majelis taklim,
- lembaga pelatihan, dsb.
Bagaimana peran Pendidikan nonformal di era kurikulum Merdeka?
Saat ini Pendidikan di Indonesia menggunakan sebuah kurikulum yag dirancang oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kurikulum yang digubakan saat ini adalah kurikulum Merdeka Belajar.
Kurikulum Merdeka Belajar sendiri adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Pendidikan nonformal berperan penting dalam mendukung Kurikulum Merdeka Belajar. Beberapa peran penting pendidikan nonformal di era Kurikulum Merdeka antara lain:
Peningkatan Keterampilan dan Kompetensi
Pendidikan nonformal menawarkan berbagai program pelatihan dan kursus yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi peserta didik. Program-program ini mencakup berbagai bidang seperti teknologi informasi, bahasa asing, seni, olahraga, dan keterampilan teknis lainnya. Dengan demikian, peserta didik dapat mengembangkan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri dan pasar kerja.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Kurikulum Merdeka Belajar mendorong pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pendidikan nonformal dapat menyediakan platform untuk melaksanakan proyek-proyek ini melalui kemitraan dengan komunitas, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah dalam konteks yang lebih praktis.
Pengembangan Karakter dan Soft Skills
Pendidikan nonformal juga berperan dalam pengembangan karakter dan soft skills, seperti kepemimpinan, kerja sama tim, komunikasi, dan kemampuan berpikir kritis. Program-program ekstrakurikuler seperti pramuka, organisasi pemuda, dan klub-klub hobi dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan ini. Soft skills yang kuat sangat penting untuk kesuksesan di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
Akses Pendidikan untuk Semua
Pendidikan nonformal memberikan akses pendidikan kepada individu yang mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal. Ini termasuk anak-anak yang putus sekolah, remaja yang bekerja, dan orang dewasa yang ingin meningkatkan keterampilan mereka. Dengan demikian, pendidikan nonformal membantu mencapai tujuan inklusivitas dan kesetaraan dalam pendidikan.
Pemanfaatan Teknologi
Di era digital, pendidikan nonformal dapat memanfaatkan teknologi untuk menyediakan pembelajaran jarak jauh dan fleksibel. Platform pembelajaran online, aplikasi pendidikan, dan media sosial dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran, mengadakan kelas daring, dan berinteraksi dengan peserta didik. Hal ini sangat relevan dengan prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan fleksibilitas dalam proses belajar.
Pendidikan nonformal dan Kurikulum Merdeka Belajar saling melengkapi dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih holistik dan adaptif terhadap kebutuhan peserta didik. Melalui kolaborasi yang erat antara pendidikan formal dan nonformal, diharapkan dapat tercipta generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga terampil, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H