Mohon tunggu...
Teguh Ikhmal Bakhtiar
Teguh Ikhmal Bakhtiar Mohon Tunggu... Lainnya - Kosong itu isi, Isi itu kosong, teguhikhma@gmail.com

Apa yang membuat kamu yakin sekarang kamu sedang tidak bermimpi?

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vaksinasi Sudah Efektif untuk Menekan Angka Penularan Covid-19?

8 Juli 2021   09:52 Diperbarui: 8 Juli 2021   10:01 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://th.bing.com/th/id/Rfa4f4782fa331f7c8370420c2a5df191?rik=5SbgCM0eWJFeyQ&riu=http%3a%2f%2f1.bp.blogspot.com%2f-V6sBJHRh5dE%2fUO4syqXW4uI%2fAAAAAAAAAMg%2f6yLLBxdmuXk%2fs1600%2fimunisasi.jpg&ehk=KeurzWoEeoePbscv4oCYLa3sjKqIfDw3WA693a6MPng%3d&risl=&pid=ImgRaw

 

Di sekitar kita sudah tidak asing langi mungkin dengan kata vaksinasi, dahulu vaksinasi lebih banyak untuk kalangan bayi dan balita, sekarang vaksinasi sudah menjadi wajar pada semua kalangan. Sebenarnya vaksinasi mempunyai makna apa yang sebenarnya?, Vaksinasi, juga disebut imunisasi, adalah penyuntikan vaksin ke dalam tubuh manusia untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit. Kata vaksinasi berasal dari bahasa latin vacca yang berarti sapi, dinamakan demikian karena vaksin pertama kali berasal dari virus yang menginfeksi sapi (vaccinia) Ariestia (25 Juni 2015).

 

Sebenarnya  ada 2 imunisasi atau vaksinasi yang ada yaitu, imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah Ketika seseorang terpapar patogen, kekebalan aktif terjadi. Sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi dan perlindungan/perlawanan lainnya terhadap mikroorganisme. Di masa depan, respons imun terhadap mikroorganisme ini mungkin sangat efektif; dalam kasus ini, banyak anak bahkan terinfeksi sekali, tetapi kemudian menjadi kebal. Kekebalan aktif buatan adalah menyuntikkan mikroorganisme atau sebagiannya ke dalam tubuh manusia sebelum injeksi alami ke tubuh manusia. Jika seluruh mikroorganisme digunakan, mereka perlu dilemahkan. Sedangkan untuk imunisasi atau vaksinasi pasif adalah elemen pra-sintetis dari sistem kekebalan yang ditransfer ke tubuh manusia sehingga tubuh tidak perlu membuat elemen-elemen ini dengan sendirinya. Baru-baru ini, antibodi dapat digunakan untuk imunisasi pasif. Metode imunisasi ini bekerja dengan cepat dan berakhir dengan cepat, karena antibodi akan lisis dengan sendirinya, dan jika tidak ada sel B yang memproduksi lebih banyak antibodi, maka antibodi tersebut akan hilang.

 

Vaksinasi sendiri mempunyai beberapa manfaat,

 

  • Manfaat untuk anak

 

Mencegah atau mengurangi penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.

  • Manfaat untuk keluarga

Menghilangkan kecemasan dan biaya dari pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa anak-anak dengan aman.

  • Manfaat untuk orang tua

Yang disebut orang tua adalah mereka yang berusia di atas 55 tahun di mana kekebalan tubuhnya mulai menurun. Jadwal vaksinasi dewasa dapat dipercepat, misal menjadi 40 tahun, jika orang tua tersebut menderita diabetes (kencing manis) atau penyakit lainnya yang menyebabkan kekebalan tubuhnya menurun.

  • Manfaat untuk negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal sehat untuk melanjutkan pembangunan negara.

  • Manfaat untuk orang sekitar

Di lingkungan yang mayoritas telah diimunisasi, maka mereka yang belum diimunisasi biasanya juga terhindar dari penyakit yang sehubungan dengan imunisasi tersebut, karena memang di lingkungan tersebut tidak ada orang yang terjangkit penyakit tersebut. Oleh karena itu eradikasi atau menghilangkan sesuatu penyakit dari lingkungan tersebut, misalnya Polio dilakukan tidak perlu mencapai 100 persen, jika yang diimunisasi telah mencapai 90 persen, maka telah dianggap berhasil. (Ariestia, 2015)

Pada masa-masa sekarang vaksinasi sangat gencar dilakukan untuk mengurangi dan menghambat penyebaran dari virus yang muncul pada akhir tahun 2019, banyak pula berbagai macam vaksin yang dibuat dari beberapa negara, setiap negara seakan-akan berlomba untuk membuat vaksin dari virus Covid-19, mulai sejak trending pada awal 2020 beberapa negara sudah mendeklarasikan untuk membuat vaksin Covid-19. Beberapa negara yang sekarang sudah menproduksi vaksin secara masal yang dipakai di Indonesia adalah:

  • PT Bio Farma (Persero)

PT Bio Farma (Persero) memiliki dua jalur untuk pengadaan vaksinasi Covid-19 yang melibatkan perusahaan BUMN. Pertama, bekerja sama dengan produsen vaksin asal China, Sinovac Biotech Ltd. Vaksin buatan Sinovac menggunakan inactivated virus atau virus yang dimatikan dalam pengembangan. Kedua, mengembangkan vaksin Merah Putih buatan dalam negeri, di mana PT Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman. Pada vaksin Merah Putih menggunakan protein rekombinan, DNA, dan RNA dalam pengembangannya.

  • Sinovac Biotech Ltd.

Sinovac, sebuah Huaxing Biotechnology Co., Ltd., menamai kandidat vaksin Covid-19 CoronaVac. Vaksin ini menggunakan virus Covid-19 yang tidak menular untuk memicu respons imun. Saat ini, Indonesia telah memasukkan 15 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 Coxing ke dalam kantong. Sebelumnya, pada tahap pertama, pemerintah Indonesia memperkenalkan 1,2 juta vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Kexing. Sementara itu, pada tahap kedua, pemerintah telah menerima 1,8 juta vaksin Covid-19. Bahan baku tersebut akan diproses oleh PT Bio Farma dalam waktu 1 bulan. Target Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin adalah menyediakan 12 juta dosis vaksin Xenoxin pada Januari 2021. Menurut Penny K Lukito, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), berdasarkan uji klinis di Indonesia, vaksin Sinovac memiliki tingkat efektifitas 65,3%. Jumlah ini memenuhi persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan minimal efikasi vaksin adalah 50%.

  • Rekomendasi: untuk usia 18 tahun ke atas
  • Dosis: 2 kali injeksi (0,5 mililiter) dengan jarak 14 hari
  • Efikasi: 65, 3 persen menurut uji klinis di Indonesia
  • Efek samping: nyeri, bengkak, dan kemerahan di area bekas suntikan, demam, lelah, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah. Namun sebagian penerima vaksin dilaporkan tidak mengalami efek samping apa pun
  • Efek terhadap mutasi virus: sejauh ini, Sinovac diketahui masih bisa digunakan untuk melawan strain B1617 dari India. Uji lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui seperti apa efeknya terhadap mutasi lain.
  • AstraZeneca

    Pemerintah Indonesia memastikan siap membeli vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan biofarma asal Cambridge, Inggris AstraZeneca PLC. AstraZeneca dengan merk dagang AZD1222 ditemukan oleh Universitas Oxford bersama Vaccitech. Vaksin asal Inggris ini tercatat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasuki studi uji klinis fase ketiga. AstraZeneca akan menyuplai 50 juta dosis vaksin Covid-19 di Indonesia. Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan (MHRA) Inggris telah mengeluarkan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat vaksin tersebut.

Berikut ini detail informasi mengenai AstraZeneca:

  • Rekomendasi: untuk usia 18 tahun ke atas
  • Dosis: 2 kali injeksi (0,5 mililiter) dengan jarak 8-12 minggu
  • Efikasi: 63,09 persen menurut WHO
  • Efek samping: nyeri, bengkak, dan kemerahan di area bekas suntikan, demam, tubuh menggigil, lelah, mual, dan muntah
  • Efek terhadap mutasi virus: menurut laporan Yale Medicine, sejauh ini, AstraZeneca lebih ampuh untuk melawan varian Alpha daripada Beta. Uji lebih lanjut masih dibutuhkan untuk strain virus lainnya. (Namira, 2021)
  • China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)

Pemerintah Indonesia telah memesan 60 juta dosis vaksin dari Sinopharm Group. Situs resmi Sinopharm melaporkan pada Rabu (13/1/2021) bahwa China menyetujui vaksin generik pertama untuk Sinopharm pada 31 Desember 2020 (Kamis). Lebih dari 60.000 sukarelawan dari 125 negara berpartisipasi dalam uji klinis Sinopharm CNBG Fase III di negara-negara berikut: Negara-negara di luar China, termasuk UEA dan Bahrain. Menurut analisis sementara, efektivitas vaksin lebih tinggi dari target awal, dan keamanan dan efektivitasnya juga melebihi tingkat standar WHO. Karena kriteria diagnostik untuk kasus yang terinfeksi dan prosedur peninjauan untuk uji klinis fase III berbeda dari satu negara ke negara lain, tingkat efektif 86% yang diumumkan oleh UEA dan 79,34% oleh China adalah benar dan efektif.

  • Pfizer Inc. and BioNTech

    Kemanjuran vaksin Pfizer dan BioNTech mendekati 95%. Vaksin telah menerima otorisasi penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Vaksin menunjukkan bahwa BNT162b2 95% efektif melawan Covid-19 28 hari setelah dosis pertama. 170 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dievaluasi, 162 diamati pada kelompok plasebo dan 8 diamati pada kelompok vaksin. Vaksin ini konsisten dengan data demografi pada usia, jenis kelamin, ras, dan etnis yang diamati pada lebih dari 94% orang dewasa di atas usia 65 tahun. Saat ini, pemerintah sedang menyelesaikan kontrak vaksin dengan Pfizer (AS) untuk menyelesaikan kontrak 329 juta.

  • Moderna

Moderna mengumumkan sudah mengajukan izin pemakaian darurat ataupun emergency use authorization( EUA) kepada Tubuh Pengawas Obat serta Santapan Amerika Serikat( FDA). Dilansir dari halaman formal Modernatx. com, bersumber pada 95 permasalahan, di mana 90 permasalahan Covid- 19 diamati dalam kelompok plasebo versus 5 permasalahan yang diamati di kelompok mRNA- 1273, menciptakan ditaksir efikasi vaksin sebesar 94, 5 persen. Vaksin yang dibesarkan Moderna ataupun yang diketahui dengan suatu mRNA- 1273 memakai mRNA sintetis buat meniru permukaan virus corona baru serta mengajari sistem imunitas buat mengidentifikasi serta menetralkannya. Sedangkan itu, Moderna berencana sediakan 100 sampai 125 juta dosis vaksin Covid- 19 pada kuartal awal 2021. Sebagian besar dari penciptaan ini hendak dikirim ke Amerika Serikat( AS). Moderna mengatakan antara 85 serta 100 juta dosis hendak didistribusikan di Amerika Serikat, dengan segala dunia menerima sisa 15 sampai 25 juta. (Anggraeni, 2021)

Vaksin-vaksin diatas sudah banyak dan ada yang akan disebar di negara Indonesia, namun pendapat saya sendiri mengenai vaksinasi kali ini kurang maksimal, karena vaksin yang disuntikan kepada orang itu hanya mampu menghalang jenis virus covid-19 yang diriset dan dibuat vaksin, Sedangkan saat ini kita  tahu bahwa virus corona sendiri sudah memiliki banyak variasi yang dinyatakan penyebaran dan efeknya lebih besar dari saat awal-awal pandemi ini. Semuanya juga tergantung kepada pemikiran dan juga kepercayaan masing-masing, saya disini hanya menyampaikan pendapat saya secara logis.

Ditambah lagi berita yang beredar pada media massa maupun internet tentang efek samping dari vaksinasi sendiri, efeknya mulai dari ringan sampai ada juga sampai merenggut nyawa. Contohnnya saja ada seorang Ibu 3 orang anak yang meninggal usai divaksin AstraZeneca. Namanya Lucy dan dia tinggal di Inggris, dia berusia 47 tahun dan menurut konsultan disana Lucy meninggal karena vaksin dan pada surat kematiannya dia dinyatakan meninggal karena trombosis sinus vena serebral dan trombosis terkait vaksin dengan trombositopenia. (Kana, 2021)

Pesan saya mohon segala sesuatu harus dipikirkan matang-matang agar risiko yang kita terima tidak terlalu pahit, mohon bijak dalam bersosial media. Saya mohon maaf jika ada kesalahan. Terimakasih

-JAGA KESAHATAN KALIAN-

References

Anggraeni, R. (2021, Januari 3). Life&style, Health. Diambil kembali dari Bisnis.com: https://lifestyle.bisnis.com/read/20210113/106/1342384/6-jenis-vaksin-covid-19-di-indonesia-sinovac-astrazeneca-hingga-pfizer

Ariestia. (2015, Juni Kamis). Dicanangkan Berpuluh Tahun Lalu, Imunisasi Masih Menghadapi Ironi. Diambil kembali dari TribunPekanbaro.com: https://pekanbaru.tribunnews.com/2015/06/25/dicanangkan-berpuluh-tahun-lalu-imunisasi-masih-menghadapi-ironi

Kana. (2021, Juni 28). IndoZone, News. Diambil kembali dari IndoZone: https://www.indozone.id/news/r8sWJOe/ibu-3-anak-ini-meninggal-karena-pembekuan-darah-setelah-divaksin-astrazeneca/read-all

Namira, I. (2021, Juni 23). Health, Medical. Diambil kembali dari idntimes: https://www.idntimes.com/health/medical/izza-namira-1/perbandingan-berbagai-jenis-vaksin-yang-akan-dipakai-di-indonesia/7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun