Mohon tunggu...
Teguh Priyanto
Teguh Priyanto Mohon Tunggu... -

Seorang lulusan Fakultas kehutanan UGM \r\nSeorang Petualang, menyukai hal-hal baru,Suka membaca dan Berkeinginan ingin menjadi seorang penulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Penyesalan

30 Oktober 2013   07:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:51 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

___2013 di BBC __

Aku terperangkap oleh waktu,dimanawaktu seakan memainkan perasaanku saat ini. Aku selalu teringat tentang wajah seseorang yang telah jauh disana,wajah dengan balutan kerudung, wajah yang merah merona saat aku merayunya dulu. Dan itu semua aku tebus dengan arti kesetiaan,karena aku menyadari manusia tercipta membawa dua sisi hati. Yang mana hati itu nantinya akan disatukan oleh sang waktu. Aku juga menyadari, hati yang pernah tersakiti itu tidak mudah begitu saja mampu pulih dalam sekejap mata, aku sungguh menyesal telah menyakiti mahluk terindah ciptaan Tuhan itu. Aku yakin itu pasti teriris pedih menyayat hatinya, dan saat ini aku hanya bisa bertahan dalam simbol keikhlasan, berharap indah pada akhir cerita...

Aku hanya lelaki yang sedang di timpa penyesalan masa lalu, logika begitu Jauh dari harapan, bahkan tidak realistis lagi berfikir tentang segala sesuatunya, apakah dia pantas untuk orang lain yang di cintai atau bahkan terlalu yakin dia untuk aku cintai...

Ada bagian dalam kehidupanku yang tak ingin hilang, yaitu keindahan hutan dan seisinya. Penyatuan warna dan bentuk tajuk yang bermacam membuat hutan begitu indah, begitupun ada filosofi di balik bentuk-bentuk tajuk tersebut, Dan itu Maha karya Tuhan yang begitu indah.Aku juga menyukai sekali hujan. Rintik2nya keliatan begitu indah seperti butir-butir mutiara bening yang jatuh dari langit...itu filosofi alam, namun bagaimana dengan Cinta??aku begitu bodoh memahami sebuah arti cinta, hingga aku ditimpa sebuah penyesalan saat ini.

Aku mengartikan cinta sebagai sebuah kesetiaan, kesetiaan menjaga perasaan. Baik orang itu menjadi milikmu maupun menjadi milik orang lain..dan tak perlu takut kehilangan dia. Ah, itu hanya omong kosong saja yang keluar dari mulutku, Sebut namanya saja aku sudah tak sanggup, mana mungkin aku bisa menghadapi cinta itu, apalgi untuk berkata jujur kepadamu, bukankah cinta itu harus terus terang. Dan Bila aku tak sanggup berterus terang, itu namanya bukan cinta melainkan suka sesaat. Andai aku mampu menghentikan putaran waktu di dunia ini, akan aku dekatkan engkau sampai ajal nanti....andaii !!

Argh,, aku Cuma sedang berkhayal saja tentang kamu, tentang keindahan memori masa lalu, masa kuliah, dan masa penyesalanku saat ini. Aku juga sadar khayalan tentang cintamu tidak akan mampu menghapus rasa perih hati ini ,adakah masa depan di balik kenangan yang harus aku jalani. Cinta di masa lalu mengajarkan dan menuntunku tentang keihlasan. Cinta yang bernafas islam yang aku inginkan nanti, bukan cinta sepasang remaja yang penuh omong kosong dan kebohongan. Semoga kaubahagia saat ini di sana...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun