Pada tahun 2010 lalu, publik Indonesia digegerkan dengan sebuah kasus yang disebut sebagai skandal keuangan terbesar kedua setelah kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia), kasus tersebut adalah kasus Century.
Dalam kasus yang menyeret nama politisi itu, disebut melibatkan dana sebesar Rp 6,762 triliun. Sedangkan kasus BLBI melibatkan lebih dari Rp 600 triliun.
Perkembangan kasus saat itu, diceritakan bahwa terdapat aliran dana bailout Bank Century kepada PT SPI (Selalang Prima Internasional) dan PT CSA (Citra Senantiasa Abadi), di mana kedua PT tersebut melibatkan satu nama, Teguh Boentoro.
Sebenarnya siapa Teguh Boentoro dan apa kaitannya dengan PT SPI maupun PT CSA? Benarkah dia terlibat dalam kasus skandal Bank Century? Berikut ini paparan dan penjelasannya.
Profil Teguh Boentoro
Teguh Boentoro yang lahir pada 16 September 1962, adalah seorang pengusaha, konsultan, serta pakar investasi dan keuangan.
Memulai pendidikan dasar di Bukit Zaitun, Jakarta pada tahun 1972, Teguh Boentoro remaja kemudian melanjutkan SMP di Bukit Zaitun pada 1978, dan SMAK 3 Gunung Sahari, Jakarta pada tahun 1981.
Setelah lulus pendidikan dasar dan menengah, Teguh kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Business Administration (BA), Texas University, Austin pada tahun 1985. Jurusan yang diambilnya adalah Sistem Informasi Manajemen.
Lepas dari pendidikan formal, Teguh memulai karirnya sebagai mitra pada GUNAWAN, PRIJOHANDOJO, UTOMO & CO (Anggota Perusahaan, SGV / Arthur Andersen) sejak tahun 1986 hingga 1996.
Kemudian pada tahun 1996 hingga 2010, Teguh Boentoro menjadi pendiri sekaligus mitra, pada PRIJOHANDOJO, BOENTORO & CO (PB TAXAND).
Menjadi konsultan pajak dan investasi keuangan level nasional dan internasional sejak usia muda, membuat karir profesional Teguh Boentoro semakin moncer.
Dia kemudian tercatat menjadi anggota International Fiscal Association (IFA), juga Ikatan Profesi Penilai Usaha Indonesia (IPPUI), dan anggota dewan kehormatan American Chamber of Commerce di Indonesia (AMCHAM).