pencemaran udara dibeberapa wilayah di Indonesia alami peningkatan.
Akhir-akhir ini fenomena tingkatPolusi udara, baik di luar maupun di dalam ruang, masih jadi masalah di berbagai wilayah. Meski kesadaran terhadap isu polusi udara telah tumbuh, urgensi menemukan solusi belum menjadi prioritas.
Padahal, dampaknya besar bagi semua orang, termasuk anak-anak sebagai kelompok yang paling rentan.
Melihat fenomena seperti itu, kelompok sains SMP Muhammadiyah 1 Gombong menganalisis tingkat pencemaran udara, salah satunya di wilayah Gombong.
Sebanyak enam siswa mendata jumlah kendaraan yang melewati Jalan Nasional III tepatnya di Jalan Yos Soedarso Gombong.
Siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok satu menghitung jumlah kedaraan yang menggunakan BBM non solar, kelompok dua menghitung jumlah kendaraan solar.
Menghitung jumlah kendaraan dilakukan pada saat sibuk, yaitu antara pukul tujuh sampai delapan pagi di Jalan Yos Sudarso Gombong.
Setelah mendapatkan data jumlah kendaraan jenis BBM solar non  solar, siswa merekap data tersebut ke microsoft exel yang selanjutnya diolah dalam bentuk Chat Bar.
Berdasarakan data yang diperoleh pengamatan selama satu jam diperoleh kendaraan dengan BBM solar sebanyak 190 dan kendaraaan BBM non solar 1.455 yang terdiri dari sepeda motor 1.170 dan mobil 285.
Jumlah kendaraan yang melewati Jalan Yos Sudarso selama satu jam berjumlah 1.645 kendaraan baik yang BBM solar maupun non solar.
Siswa mengambil daun tumbuhan jenis ketepeng yang berada di dekat jalan dan membawanya ke laboratorium untuk diamati stomatanya.
Berdasarkan pengamatan, Â stomata pada permukaan bawah daun daun ketepeng, diperoleh bahwa pada permukaan daun terdapat banyak bintik hitam disekitar stomata.
Meningkatnya emisi CO diduga dari peningkatan volume kendaraan sebagai salah satu penyebab penurunan kualitas udara, yang mana dapat mempengaruhi kondisi stomata.
Polutan yang menempel pada stomata akan terakumulasi dan apabila dalam jumlah yang besar dapat merusak sel-sel stomata.
Sel-sel stomata yang rusak akan  merangsang produksi stomata dalam jumlah yang lebih banyak agar proses fotosintesis berjalan dengan normal sebagai bentuk adaptasinya (Mutaqin, dkk.,2016).
Demikian aktivitas yang lakukan oleh kelompok sains SMP Muhammadiyah 1 Gombong, Sabtu 5 Agustus 2023.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H