Di Indonesia, berhasil  menyanyikan satu lagu hingga  terkenal, sudah bisa untuk bekal hidup. Penyanyi itu sudah menjadi sangat populer. Dengan kepopuleran itu bisa tampil di mana-mana menyanyikan lagu dari pencipta lain.
Sebagai contoh pedangdut Kristina. Â Kristina menemukan momentum popularitasnya saat menyanyikan lagu berjudul 'Jatuh Bangun'. Dengan bermodal lagu itu, Kristina bisa bertahan hingga kini. Bukan Kristina tidak berkarya. Kristina salah satu pedangdut yang produktif, tapi tidak ada lagi karya yang dikenal. Hal senada juga dialami Irma Dharmawangsa.
Pedangdut ini  populer setelah menyanyikan lagu berjudul, 'Sir Gobang Gosir'. Dengan bermodal itu, bisa bertahan hingga kini.  Inul Daratista, yang sangat populer pun ternyata hanya mempunyai satu single yang dikenal, berjudul 'Goyang Inul'. Memang setelahnya sempat meluncurkan album,  berjudul 'Buaya Buntung' tapi tidak terlalu populer.Â
Kondisi itu berbeda 180 derajat dengan para pencipta dan arranger  lagunya.  Terutama para pencipta lagu di genre musik dangdut. Kita akan telusuri nasib para pecinta musik Indonesia, baik dari gendre dangdut, pop maupun lagu anak-anak.
Ada yang tahu lagu 'Bento' yang dinyanyikan legenda musik Indonesia Iwan Fals? Tentu saja itu hanyalah pertanyaan retoris yang tak butuh jawaban. Bisa dibilang hampir semua orang tahu lagu 'Bento' dan bisa menyanyikannya. Lagu itu sudah berusia 30 tahun, tapi lagu itu seakan baru saja diluncurkan.
 Lagu itu masih kerap dinyanyikan di acara -- acara reuni atau di tempat-tempat karaoke. Lagu itu sangat populer dan sangat digandrungi masyarakat. Majalah Rolling Stone memasukan lagu 'Bento' ke dalam  daftar 150 lagu terbaik Sepanjang Sejarah. Nomer urut satu diduduki lagu 'Bongkar'.
Tapi tahukah, bahwa kondisi penciptanya tak seindah lagunya. Lagu 'Bento' ditulis oleh Iwan Fals dan Naniel C Yakin. Sayangnya kondisi Naniel di masa tuanya cukup memprihatinkan. Naniel yang sudah mulai pikun, bersama keluaraganya menempati rumah kontrakan berukuran 4 x 7 meter di bilangan Bintaro sektor 9.
Saat ditemui di rumahnya, Naniel sedang nonton televisi dengan mengenakan sarung dan kaos warna hitam. Begitulah keseharian Naniel di rumah kontrakannya. Saatnya makan siang, istrinya lalu menyediakan makan siang. Karena  bukan pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tentu saja tidak memiliki gaji pensiun.Â
Untuk hidup sehari-hari mengandalkan sokongan anaknya. Juga istrinya yang menerima order jahitan. Menurt istrinya, sempat mendapat bantuan uang dari seorang menteri. Uang itu telah digunakan untuk membayar kontrakan dan membeli televisi. Tapi karena tv itu dinyalakan hampir 24 jam setiap hari, ujung-ujungnya meledak. Â
Tentu kita tak akan sanggup  membayangkan,  menyanyikan lagu 'Bento' di dalam ruang karaoke, sambil minum jus jeruk, misalnya, sementara  istri pencipta lagu 'Bento' tersebut  sedang menjahit baju dengan upah yang tak seberapa untuk menyambung hidup sehari-hari. Padahal lagu Bento bukan satu-satunya lagu yang populer diciptakan Naniel.Â
Masih banyak lagi lagu yang ditulis Naniel yang tak kalah populernya dengan  Bento. Artinya, kalau saja semua karya Naniel bisa dikapitalisasi,  bukan tidak mungkin  bisa untuk membiayai hidupnya.