Ada puisi menangis
Sudah berabad-abad lamanyaÂ
menunggu ditulis
Tertindas di bawah  batu
Menunggu bersama sepi
Tak ada penyair yang lewat
Sampai satu hari datang seorang lelaki membawa martil
Badannya menggigilÂ
dia yakin, itu bukan alat tulis
badanya merasa sakitÂ
martil menghantam batu
tembus ke jantungnya
Batu hancur
Harapan puisi hancur
Siapa yang dapat mengenali wujudnya
Ada puisi menangis
Minta ditulis
Tapi tangisnya tak terdengarÂ
Air matanya telah bercampur serpihan debu
menempel pada telapak kaki tukang batu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!