Mohon tunggu...
Teguh Wiyono
Teguh Wiyono Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Berkarya untuk Sesama, Mengabdi untuk Negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Tiko dan Ibunya, Hidup Tanpa Air dan Listrik: Kepekaan Sosial yang Mulai Terkikis

7 Januari 2023   08:08 Diperbarui: 22 Januari 2023   13:15 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari ini, kita dikejutkan berita dimedia sosial yang viral, atas kehidupan seseorang lelaki bernama Tiko 23 tahun yang hidup bersama ibunya di Cakung  Jakarta Timur hidup bertahun tahun tanpa aliran listrik dan air.

Tiko harus mengurus ibunya yang mengalami depresi dirumah berlantai 2, yang sudah tidak terawat dan banyak ditumbuhi tanaman liar.

Jika diliat kondisi rumahnya, Tiko sebelumnya berasal dari keluarga yang berada, namun sepertinya beberapa tahun belakangan telah mengalami masalah ekonomi sehingga tidak mampu lagi untuk merawat rumah  dan membawa ibunya ke rumah sakit, terlebih lagi mereka harus hidup tanpa listrik dan mengandal air hujan untuk masak dan mandi bertahun tahun...sekali lagi bertahun tahun ..miris

Kasus Tiko, bisa dijadikan pelajaran oleh semua pihak. Ada beberapa hal mendasar kasus Tiko menjadi menyayat hati:

1.  kehidupan perkotaan seperti ibukota jakarta  terkadang identik dengan kehidupan "luh gue gue"sehingga kurang peduli dengan lingkungan sekitar. Kasus keluarga piko bisa jadi salah satu korban kerasnya kehidupan masyarakat perkotaan  sehingga kondisinya yang memprihatinkan "tak tercium" oleh tetangganya, pengurus lingkungannya sehingga mereka tidak mendapatkan  bantuan yang semestinya.sebagai misal mereka dapat ajukan untuk mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah setempat atau provinsi DKI Jakarta.

2. Kasus Tiko juga dapat dijadikan pelajaran bahwa betapa pentingnya silaturahmi, komunikasi dengan keluarga, kerabat, sanak famili, sehingga ketika mengalami kesulitan ada masalah, dapat berbagi dan meminta bantuan dengan kerabat terdekat. 

Lepas dari latar belakang kehidupan keluarga  Tiko dan  ibu Eny sebelumnya yang mungkin bergelimang harta dan kemewahan,.namun dengan ketika belasan tahun hidup tanpa listrik, tanpa air, kondisi rumah tak terawat, penuh dengan tumbuhan liar, ada panggilan sisi kemanusiaan untuk keluarga tiko dan mendapatkan bantuan untuk bisa bertahan hidup yang layak.

Kepekaan sosial dilingkungan perlu ditumbuhkan kembali agar kisah Tiko tidak terulang kembali dikemudian hari. Menfungsikan ketua lingkungan memmperhatikan kondisi lingkungan,nya mendata warganya dan melakukan upaya penanganan dilingkungan secara bergotong royong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun