Mohon tunggu...
Teguh Wiyono
Teguh Wiyono Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Berkarya untuk Sesama, Mengabdi untuk Negeri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tawuran Remaja: Mengapa Mental "membunuhnya" begitu tinggi dikalangan remaja, Apa yang salah?

15 Desember 2022   21:19 Diperbarui: 16 Desember 2022   05:55 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tawuran Remaja: Mengapa mental "membunuhnya" begitu tinggi dikalangan remaja apa yang salah?

Akhir akhir ni sering kita mendengar,terjadi beberapa kasus tawuran dikalangan remaja, dimana dalam kasus ini sering melibatkan dua kelompok dengan berbagai latar belakang, seperti tawuran antar geng motor, tawuran antar kampung dan ada lagi tawuran antar sekolah yang dilakukan oleh oknum pelajar.

Ditilik dari sisi usia, mereka baru berusia belasan tahun yang masih duduk di sekolah SMP ataupun SMA/SMK.

Akibat adanya aksi yang tidak terpuji tersebut sering menyebabkan jatuhnya korban baik yang luka-luka bahkan hilangnya nyawa anak remaja dengan sia-sia. Miris

Penulis merasa prihatin dengan apa yang terjadi dikalangan remaja saat ini, yang notabene tercatat sebagai pelajar, yang seharus memiliki pengetahuan dan perilaku yang lebih beradab, memiliki rasional yang baik.Namun yang terlihat justru sebaliknya, mereka terlihat "buas" seakan akan ingin menerkam, hanya karena perbedaan tempat sekolah, karena perbedaan tempat nongkrong, perbedaan atribut dan identitas.sehingga nyawa menjadi begitu "murah".

Ada apa dengan anak remaja ini? 

Remaja ditinjau dari aspek psikologi, mereka  merupakan kumpulan anak yang sedang mengalami masa peralihan dari anak anak menjadi remaja. Mereka memiliki kecenderungan untuk menunjukkan jati diri, menjadi icon/.subjek yang "pantas" dan mampu mengatasi masalah dan memiliki kepribadian yang dewasa mereka memiliki ego yang kuat,.sehingga.terkadang gampang tersinggung jika harga dirinya merasa direndahkan atau dilecehkan.mereka akan melakukan apapun saat harga dirinya terancam.

Apa yang salah dengan sistem pendidikan kita?

Jika ditinjau dari konteks pendidikan, bahwa sistem pendidikan nasion dengan penerapan kurikulum 13, menitik beratkan pada 3 aspek yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Sikap disini adalah dalam rangka pembentukan karakter siswa yang lebih, mandiri, religius, toleran,  bertanggung jawab, disiplin dan lainnya. 

Dengan demikian dapat simpulkan bahwa dalam dunia pendidikan telah mengakomodir aspek pembentukan sikap dan karakter siswa.

Pendekatan apa yang harus dilakukan?

Untuk mengatasi masalah diatas,menurut penulis ada 2 pendekatan yaitu:

  1. Pendekatan Keluarga

Ada istilah "rumahku adalah surgaku". Untuk mengatasi masalah kenakalan remaja, tidak cukup hanya menyerahkan pada lembaga pendidikan formal

 Akan tetapi perlu dimulai dari ruang yang lebih kecil yaitu Keluarga. Dengan membangun komunikasi yang intens antara orang tua dan anak, perhatian yang cukup kepada anak menjelang berangkat dan pulang sekolah akan memberikan semangat tersendiri. Membiasakan untuk ngobrol dengan anak dengan segala masalah yang mereka hadapi sehingga mereka tidak merasa "sendirian". Dari keluarga awal ditanamkan akhlak, adab, agama dengan hal tersebut karakter anak akan terbentuk.

  1. Pendekatan Ruang Berekspresi.

menurut pengamatan, bahwa anak yang terlibat  tawuran pada dasarnya mereka memiliki "energi" lebih yang tak tersalurkan dengan baik. Mereka.memiliki potensi yang besar namun belum mendapatkan "ruang" yang cocok untuk pengembangan dirinya. Orang tua harus dapat melihat potensi yang ada dalam diri anak, sehingga dapat berkembang maksimal. Orang tua atau tempat belajar memberikan kesempatan dan ruang untuk berekspresi sesuai potensi yang mereka miliki.

Dengan hal diatas semoga akan dapat mereduksi potensi tawuran dikalangan remaja, mereka tumbuh dan berkembang sesuai usianya, mengembangkan potensi dirinya dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun