Memupuk Kecintaan Budaya Lokal Kaum Milenial Melalui Pekan Budaya
Kabupaten Bekasi, secara teritorial masuk dalam wilayah Pemerintah Provinsi Jawa Barat, namun secara geografis Kabupaten Bekasi berada dipinggiran Ibukota Jakarta, sehingga jika dilihat dari sisi kultur budaya bekasi kabupaten lebih “dekat” dengan kultur Jakarta dalam hal ini dengan kultur betawi. Dalam dialog keseharian, masyarakat bekasi lebih dominan menggunakan bahasa betawi dibandingkan dengan bahasa sunda sebagai ciri khas masyarakat Jawa Barat pada umumnya.
Betawi memiliki karakteristik masyarakat yang religius, santun, memiliki rasa kekeluargaan yang kental dan memiliki kebudayaan yang sangat khas seperti Tarian, Lenong Betawi, Topeng dan masih banyak lagi. Namun demikian, penulis melihat bahwa kebudayaan-kebudayaan yang sangat bagus ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat agar tumbuh lestari dan berkesinambungan ditengah masyarakat Bekasi. Tidak dipungkiri bahwa tumbuh kembangnya kesenian akan selalu dikaitkan dengan permintaan (teori supply and demand). Akan tetapi apabila kita menggunakan perspektif Pelestarian Budaya, asset budaya ini harus tetap tumbuh, berkembang ditengah derasnya pengaruh budaya budaya dari Negara luar yang dianggap lebih menarik oleh generasi muda atau yang sering disebut kaum melenial. Dan membutuhkan sinergi yang kuat seluruh elemen masyarakat pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan penggiat kebudayaan/kesenian.
Pengenalan Budaya sejak dini
Apabila kita berbicara tentang pelestarian budaya, daerah yang paling dapat dijadikan kiblat adalah Daerah Istimewa Jogjakarta, mengapa kebudayaan didaerah tersebut tak lekang oleh jaman, karena budayanya selalu dilestarikan (jawa:diuri-uri).nah bicara kebudayaan dibekasi keinginan melestarikan belum terlihat secara nyata.
Usaha yang perlu dilakukan?
- Memperkenalkan budaya budaya ini sejak usia dini, melalui lembaga pendidikan untuk memasukan unsur kesenian ini. Setiap Sekolah dasar diberikan ruang mengembangkan seni budaya dan memperkenalkan ke siswa siswinya. Sebagai gambaran saja di Kota Ponorogo ada Kesenian Reyog Mini untuk jenjang sekolah dasar dan SMP, ada kesenian karawitan jenjang SD dan SMP. Dengan upaya semacam ini akan generasi generasi muda yang dapat meneruskan estafet kebudayaan yang ada dimasyarakat tentu ini harus melibatkan berbagai unsur terkait.
- Perlu adanya ruang berekspresi untuk kalangan muda dan penggiat kesenian misalnya dengan “Pekan Budaya Rakyat”di masing masing wilayah. Dengan adanya wadah wadah seperti ini anak muda akan lebih dapat menyalurkan bakat dan minat, menyalurkan kreatifitasnya yang selama ini sangat mungkin tidak dapat disalurkan
Menekan Kenakalan Remaja/Tawuran dan menumbuhkan perekonomian
Pada hakekatnya semua manusia, semua orang itu lahir didunia itu baik, baik dan buruk sangat dipengaruhi oleh lingkungan, bisa lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan dan lingkungan masyarakat pada umumnya. Dengan adanya ruang-ruang berekspresi sejak dini dan adanya panggung panggung kesenian semacam ini, generasi tidak lagi memiliki waktu untuk berbuat yang “menyimpang” untuk menyalurkan adrenalinnya dengan Tawuran, membuat Gang gang yang tidak produktif sehingga mengganggu ketertiban umum, meresahkan masyarakat dan memupuskan cita citanya dan masa depannya. Selain itu dampak adanya panggung pekan budaya bisa menumbuhkan perekonomian masyakarat sekitar, akan tumbuh kuliner kuliner, tempat minuman ringan dengan berbagai citarasa.
Semoga melalui tulisan ini, mendapatkan perhatian dari para pemangku kepentingan, baik ditingkat desa, kecamatan dan bahkan pemerintah kabupaten Bekasi.#salambudaya