Mohon tunggu...
Teguh Firmansyah
Teguh Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perbankan Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi

27 April 2021   22:13 Diperbarui: 27 April 2021   22:21 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Freakonomics
Stephen J.Dubner dan Steven Levitt

Dari artikel ini anda bakal belajar soal:

Freakonomics (2006) berbicara bagaimana ekonomi pada dasarnya adalah tentang orang-orang berupaya mendapatkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan,terutama karena orang lain juga menginginkan hal yang sama.

Baca artikel ini ketika anda:

1.Seneng sama isu ekonomi

2.Warga dunia yang pengen menguasai isu global.

3.Butuh bacaan aja

Lebih dalam soal yang nulis:

Steven D.Levitt adalah profesor ekonomi di University of Chicago.Ia dianugerahi medali John Bates Clark dan dinobatkan menajdi ekonom Amerika paling berpengaruh.Ia juga mendirikan The Greatest Good yang mempraktikan cara berpikir Freakonomics ke dunia bisnis dan filantropi.

Steven J.Dubner adalah penulis,jurnalis,oenyiar radio dan TV.Ia telah bekerja untuk The New York Times.

Lanjut teman-teman langsung saja isi dari buku yang berjudul "Freakonomics"yaitu:

 Pertama,insentif bisa memengaruhi ekonomi,kebanggaan,ataupun hati nurani kita.

Kedua,insentif juga memiliki konsekuensi yang nggak diinginkan terhadap perilaku orang.

Ketiga,insentif bergantung pada konteks,cuaca,dan suasana hati.

Keempat,para ahli bisa menggunakan keunggulan informasi yang mereka miliki untuk mengeksploitasi orang awam demi keuntungan ekonomi.
Kelima,para ahli bisa menggunakan ketakutan dan kecemasan untuk menipu orang dawam.

Keenam,internet telah banyak membantu pemerataan informasi .

Ketujuh,ketika ada informasi  yang nggak tersampaikan,biasanya orang akan mencap dengan asumsi terburuk mereka.

Kedelapan,orang-orang memiliki kekhawatiran berlebihan terhadap risiko.

Kesembilan,hanya karena dua hal terjadi secara bersamaan,belum tentu yang satu adalah penyebab yang lain.

Kesepuluh,ketika menggunakan hubungan sebab-akibat,kita sering lupa dengan sebab-sebab yang lebih fundamental dan lebih cenderung mencari yang efeknya langsung.

semoga bermanfaat

Teguh Firmansyah

Kesepuluh,ketika menggunakan hubungan sebab-akibat,kita sering lupa dengan sebab-sebab yang lebih fundamental dan lebih cenderung mencari yang efeknya langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun