Ilustrasi startup(freepik.com/rawpixel.com)
Untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju, pemerintah perlu terus mendorong industrialisasi dalam negeri. Selain mengundang investor dari luar, pemerintah juga perlu memfasilitasi agar anak-anak bangsa mau terjun di bidang usaha. Semakin banyak perusahaan baru yang dibuka dan dioperasikan, maka akan semakin banyak pula penyerapan tenaga kerja dan timbulnya geliat pertumbuhan ekonomi nasional.
Saat ini dan ke depan, penduduk Indonesia akan didominasi oleh anak-anak muda berusia produktif. Untuk mencegah ketergantungan mereka terhadap lowongan kerja, maka pemerintah harus mendorong para anak-anak muda untuk mandiri dan bisa menciptakan lapangan kerja. Mereka bebas memilih untuk menekuni usaha sesuai dengan minatnya masing-masing, misalnya bisnis di bidang teknologi dan inovasi, bidang perdagangan, hingga bidang pertanian.
Namun, akan sulit rasanya bagi anak-anak muda untuk memulai bisnisnya tanpa modal. Modal tersebut tentunya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional dalam rangka menjalankan sebuah perusahaan, baik itu dalam skala mikro, kecil, dan menengah. Dengan modal yang cukup dan inovasi yang mereka miliki, anak-anak muda ini akan dapat mencapai kemajuan bisnisnya dengan cepat, bahkan menghasilkan unicorn.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa saat ini jumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) di Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia. Total startup yang dimiliki Indonesia per 10 Mei 2023 adalah 2.492 perusahaan. Sementara itu, jumlah startup di dunia per 10 Mei 2023 tercatat berjumlah 144.888 perusahaan.
Dari jumlah tersebut, Amerika Serikat (AS) mendominasi dengan jumlah 77.554 startup. Di posisi kedua ada India dengan jumlah 17.209 startup, kemudian Inggris, Kanada, Australia, dan Indonesia.
Pemerintah tentu berharap jumlah startup di Indonesia terus bertambah. Di samping dapat menjadi penggerak ekonomi, peningkatan jumlah startup juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
Dukungan pemerintah dalam upaya meningkatkan jumlah startup di Indonesia dimulai dengan diluncurkannya beberapa program pembinaan startup, yaitu Gerakan 1.000 Startup Digital, Sekolah Beta, StartupStudio ID, dan Hub.ID. Program-program tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk di antaranya adalah anak-anak muda yang ingin memulai bisnis di bidang teknologi dan inovasi.
Program-program pemerintah untuk pembinaan startup di tanah air tentu saja perlu dilanjutkan dan ditambah. Setelah berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2024 mendatang, para pengusaha yang bergerak dalam bidang teknologi dan inovasi tersebut pastinya bertanya-tanya dan menunggu-nunggu program lainnya yang akan disiapkan oleh pemerintahan selanjutnya.
Gibran Rakabuming Raka yang merupakan calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto telah menunjukkan komitmen kepeduliannya terhadap pembinaan startup di Indonesia. Putra sulung Presiden Jokowi tersebut mengatakan bahwa Prabowo-Gibran telah menyiapkan program kredit yang bernama Kredit Startup Milenial.
Program kredit tersebut diperuntukkan bagi generasi muda yang membuka usaha di bidang teknologi dan inovasi. Kredit Startup Milenial ini juga sekaligus melengkapi program pembiayaan lainnya yang sudah dijalankan pemerintah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit Mekaar, wakaf mikro, hingga kredit ekstra mikro.
Komitmen yang disampaikan Gibran kepada para pendukung dan simpatisannya di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno tersebut setidaknya memberikan angin segar bagi kesinambungan dukungan pemerintah terhadap pembinaan startup di tanah air. Pernyataan cawapres Prabowo Subianto tersebut juga sekaligus menegaskan keberlanjutan program pemerintah dalam rangka mendorong peningkatan jumlah startup di Indonesia.
Realisasi program Kredit Startup Milenial ini tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak muda yang membuka usaha di bidang teknologi dan inovasi tersebut.
Kemudahan akses permodalan yang sangat ditunggu-tunggu para pengusaha rintisan ini, pasti akan mempercepat bermunculannya startup baru yang akan menggerakkan ekonomi nasional sehingga akan tumbuh lebih baik.
Manfaat lainnya yang bisa dirasakan secara langsung adalah pembukaan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi masyarakat. Pembukaan lapangan pekerjaan ini akan menghasilkan dampak positif lainnya, yaitu pengurangan jumlah pengangguran yang lagi-lagi akan berdampak secara tidak langsung pada pengurangan kemiskinan ekstrem.
Multiplier effect (efek berganda) yang dihasilkan dari program ini sangat membantu masyarakat dalam kelangsungan hidupnya. Pemerintah juga turut merasakan manfaat program tersebut melalui dorongan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang akan timbul, sehingga target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,7 persen pada tahun 2024 dipastikan akan tercapai.
Dengan demikian, Indonesia tetap on the track dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan semakin dekat dengan Indonesia maju yang menjadi cita-cita bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H