Pada dasarnya, independensi dan netralitas media adalah dua konsep yang tak dapat dipisahkan, namun masing-masing dapat didefinisikan berbeda. Independensi media berarti dalam memproduksi isi media tidak ada tekanan dari pihak lain dan ada kemerdekaan dalam ruang redaksi dalam menghasilkan berita. Sementara netralistas menunjukkan media tidak berpihak dalam menyampaikan berita. McQuail berpendapat bahwa media yang berfungsi menyebarluaskan informasi kepada publik seharusnya bekerja berdasarkan prinsip kebebasan, kesetaraan, keberagaman, kebenaran, dan kualitas informasi, mempertimbangkan tatanan sosial dan solidaritas, serta akuntabilitas. Karena itu, baik pemilik maupun pengelola media seharusnya mematuhi prinsip-prinsip tersebut.
Berdasar pada prinsip itu seharusnya media dijalankan oleh orang-orang independen yang tidak berhubungan atau terlibat dengan partai politik ataupun simpatisan satu golongan tertentu, namun sulit menampik kenyataan yang ada saat ini dimana media justru dimiliki oleh para tokoh yang bersaing di ranah politik Indonesia. Kita melihat bagaimana masing-masing raksasa media memberitakan keunggulan pihak yang didukung dalam pilkada maupun pilpres dan menolak menampilkan sosok rival politik meskipun sebenarnya masyarakat perlu mengetahui secara objektif dan gambling mengenai kelebihan kedua pihak secara adil.
Karena media masih sulit untuk bisa berdiri secara independen dari kepentinga-kepentingan konglomerat dan tujuan-tujuan politiknya. Alangkah baiknya bila media mampu kembali menjadi gerbang informasi yang netral dan tidak berkubu, biarlah kemudian masyarakat yang menilai dan memutuskan apa yang menjawab kebutuhan mereka. Pada akhirnya masyarakatpun harus menjadi lebih bijaksana dalam menerima dan mengolah informasi yang mereka terima dari media massa, senantiasa mengumpulkan dan membandingkan informasi dari banyak pihak agar tidak terjebak dalam paradigma politik konglomerasi media.
Analisis Kajian Komunikasi PolitikÂ
Dosen : Dr. Umaimah Wahid, M.Si
Daftar Pustaka
Aminulloh, Akhirul. (2014). Relasi media dan komunikasi politik pada pilpres 2014 dalam perspektif ekonomi politik media, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang
Armando, Ade. (2014). Ke Mana Objektivitas Media Dalam Pilpres 2014?. Diakses tanggal  24 Desember 2018 pada https://sp.beritasatu.com/home/ke-mana-objektivitas-media-dalam-pilpres-2014/59572
Diktat Komunikasi Politik, Fikom Universitas Budi Luhur, Dr Umaimah Wahid M.Si https://www.academia.edu/1412721/KOMUNIKASI_POLITIK_-UMAIMAH_WAHID_2012
Eriyanto. (2002). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.Yogyakarta: LKiS.
Mosco, Vincent. (2000). Political Economy of Communication. London: Sage Publication.