Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Seni Pasanggiri Kawih Wanda Anyaran, Pupuk Generasi Bangsa Berkepribadian dalam Berkebudayaan

2 Desember 2023   22:22 Diperbarui: 3 Desember 2023   11:52 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Ketua Bidang Kebudayaan DPD PDI Perjuangan Jabar, Sofia Yulinar, berfoto bersama para pemenang pasanggiri. Foto: Teguh

Kota Bandung menjadi saksi bagaimana talenta-talenta muda berkiprah meraih prestasi seni tradisi Sunda.

Bangunan bersejarah Asia Afrika Culture Center (AACC) atau dulu dikenal Gedung Majestik di jalan Braga, menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDI Perjuangan) Provinsi Jawa Barat, telah memberikan kejutan bagi warga Jawa Barat karena sejak siang hingga malam, Sabtu, 2 Desember 2023, menampung begitu banyak generasi penerus pelestari budaya memperlihatkan kemampuan terbaik.

Perhelatan budaya bertajuk Pasanggiri Kawih Wanda Anyar-an, melombakan kemampuan para talenta muda melantunkan tembang Sunda terutama tembang-tembang Sunda gubahan maesteo Kawih Sunda, Koko Koswara atau lebih dikenal dengan nama Mang Koko.

Hampir dipastikan daerah-daerah di Jawa Barat mengirimkan pamilon atau peserta-peserta terbaiknya yaitu meraka dari Sukabumi, Sumedang, Bandung Barat, Garut, dan beberapa daerah lain. Bentuk realitas bagaimana begitu banyak Orang Sunda berkepribadian dalam berkebudayaan.

Penyelenggara kegiatan ini menyebutkan bahwa pasanggiri memperubutkan piala "Megawati Soekarnoputri" terselenggara secara nasional. Malam puncak pasanggiri tepat terlaksana pada waktu sama, yaitu 2 Desember 2023.

DPD PDI Perjuangan secara khusus menggelar acara tersebut untuk menggugah spirit berbudaya para generasi muda termasuk memusatkan sebuah apresiasi seni kepada khalayak umum.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono. Foto: Teguh Ari Prianto
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono. Foto: Teguh Ari Prianto

Ono Surono memberikan gambaran bahwa antusisme peserta kegiatan ini begitu tinggi, maka pihaknya berpeluang menggelar acara serupa pada waktu-waktu mendatang dengan sebaran tempat dan jumlah peserta lebih banyak.

Pewarisan Budaya

Nilai luhur kebudayaan Sunda senantiasa tercermin dari hadirnya kreasi-kreasi seni berkualitas.

Para leluhur atau pendahulu kita sudah sejak lama mewariskan hal tersebut dalam rangka menjunjung eksistensi berbangsa bagi generasi-generasi penerus.

Bentuk kreativitas terwariskan itu salah satunya adalah kawih. Melalui kawih, ada balutan pesan moral dan keagungan budaya Bangsa Sunda.

Kawih-kawih Sunda sarat pesan dan amanat untuk diteruskan kepada pewaris negeri agar kehidupan selaras semesta dan turut rambu-rambu Ilahi.

Kawih mewujud sastra, puncak kontemplasi para maestro, layak untuk direnungi setiap uantaian bait hingga langgamnya.

Kawih menjelma bak kreasi leluhur, sangat taat pakem. Namun disisi lain ada peluang luas bagi para penerusnya untuk mamadu padankan kreasi sehingga hadir bentuk-bentuk karya baru dalam bingkai budaya bermutu.

Pasanggiri Ngawih Wanda Anyar-an, menjadi laku ekspresi penerus bangsa, melestarikan karya luhur pendahulu dalam pusaran zaman penuh tuntutan perubahan.

Ada pakem untuk terus dijaga, ada ruang gerak budaya untuk tetap diberdayakan menjadi wujud cipta, karsa, dan rasa manusia.

Patandang atau kepesertaan sebagai sebuah dedikasi luar biasa. Pertaruhan diri melampaui waktu dan pengorbanan tenaga hingga olah rasa demi lahirnya karya-karya besar sebagai representasi mengenai kehadiran bangsa ini dalam pusaran perubahan.

Nilai-nilai luhur  terdahulu, terpelihara dalam wujud karya atau kemampuan peserta. Ini membuktikan bahwa keberlangsungan pewarisan budaya senantiasa terjaga bersama tantangan-tantangannya tersendiri.

Sederhanannya, bahwa prilaku baik pewarisan budaya itu kita dapat lihat secara dekat.

Dahulu kita mengenal sosok maestro Kawih Sunda dalam pendekatan baru, yaitu Mang Koko.

Sang Maestro menginspirasi bagaimana kedudukan seniman dalam ruang-ruang berkaryanya sangat dinamis. Setiap waktu bergulat dengan kemampuannya mengsah pikir dan rasa lalu lahir karya-karya besar.

Tanpa melupakan siapa pihak-pihak berjasa dalam mengingsipirasi lahirnya karya-karya besar itu. Pendahulu budaya selalu mendapat tempat dan apresiasi seperti halnya dalam pelaksanaan pasanggiri kali ini.

Apresiasi setinggi-tingginya layak diberikan kepada para pamilon serta pihak-pihak lain atas terselenggaranya event budaya ini.

Karya-karya dalam pasanggiri seluruhnya akan tercatat sebagai anugerah tertinggi bagi bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun