Tayangan satu jam lebih Ezy TV melalui chanel Youtube, mengulas persoalan krusial konflik Tanah Rempang.
Menyimak pendapat-pendapat Ketua Umum Perkumpulan Badan Usaha Milik Masyarakat (Perbuma) Adat Nusantara, Dadung Hari Setyo, menarik untuk dicermati.
Dalam simpulan sementara, pendapat Dadung Hari Setyo pada tayangan itu menyebutkan bahwa, korporasi saat ini menjadi penyebab kesengsaraan masyarakat adat.
Investasi masuk ke dalam negeri, mengubah cara dasar adat beradaptasi dengan lingkungan alam.
Saat pabrik-pabrik berdiri, sekian jumlah petani dan nelayan berganti pekerjaan menjadi buruh-buruh pabrik dan pertambnagan.
Investasi itu boleh saja masuk, tetapi bukan untuk mengubah corak dasar adat lokal, terutama cara pandang masyarakat sebagai pewaris budaya dan keluhuran nilai bangsa.
Sudah saatnya korporasi menyesuaikan ritme industri dengan tatanan adat setempat.
Pemerintah pun, semestinya mampu menunjukan keberpihakan tegas kepada rakyat.
Korban-korban sipil terus bermunculan karena alasan mereka mempertahankan hak hidup bersama dengan keberlakuan aturan dan adat mereka.
Tragedi Rempang itu sudah menunjukan bagaimana ketimpangan keberpihakan pemerintah kepada masyarakat adat. "Jelas ini harus dihentikan," tegas Dadung Hari Setyo.