Peserta pelatihan terdiri dari para pegiat atau warga ikut komunitas taman bacaan masyarakat (TBM) dan guru-guru pendidikan anak usia dini (PAUD). Secara keseluruhan peserta hadir sebanyak 100 orang.
Medi Mahendra dalam paparan pembicara kunci, menyebutkan modal dasar warga Bandung untuk menumbuhkan minat baca sudah sangat besar, hanya saja perlu diimbangi dengan kemampuan daya literasi.
Tidak kurang diantara kita setiap saat membaca teks, namun minim pemaknaan dan penggalian informasi secara literat.
"Ketika kemampuan literasi warga sudah baik, negeri ini seharusnya harus terbebas dari jerat persoalan, semacam korupsi misalnya. Hal mendasar segala aturan sudah banyak dituliskan dan dapat dibaca, tetapi kenapa masih timbul kesalahan berulang-ulang pada saat menerapkan kebijakan. Dalam hal inilah kemampuan literasi perlu terus ditingkatkan," ungkap Medi Mahendra.
Demikian halnya, kata Medi Mahendra, pada proses menulis cerita anak, jangan sampai penulis rendah pemahaman literasinya.
Banyak salah memaknai cerita anak pada masa-masa lalu. Cerita itu kemudian terlanjur tersebar bahkan menjadi keseharian hidup anak pada masa-masa berikutnya sehingga mendorong munculnya karakter jahat dan licik.
Medi Mahendra mencontohkan cerita tentang "Si Kancil", sebagai mahluk cerdik suka mencuri dan ditangkap Pak Tani. Tapi, kancil dapat kabur setelah dikurung.
"Pemaknaan cerita itu, seperti mengajarkan bagaimana kita berbuat jahat asal tidak ketahuan. Sekalinya terciduk, lekas lari atau kabur. Pemaknaan ini nembahayakan bagi pembangunan karakter generasi penerus. Sehingga saya berpesan, menulis cerita anak, penulis harus lebih cermat menentukan tema dan tentunya karyanya itu harus literat," pungkas Medi Mahendra.
Dayu Rifanto mengungkapkan hal penting lainnya dalam proses kepenulisan cerita anak. Pihaknya mendorong kepada para peserta agar memiliki kemampuan mencerna referensi untuk bahan cerita.
Cerita anak tidak selamanya harus dikarang baru, tetapi bisa menyadur cerita yang sudah berkembang di masyarakat dengan kreasi baru dengan pemaknaan lebih mendalam.
Selebihnya, ilustrasi berupa gambar pun harus lebih diperkaya. Ada istilah dalam cerita anak, selain membaca teks, anak diajak pula membaca gambar.