Mewaspadai datangnya perubahan musim akhir-akhir ini, warga diimbau untuk meningkatkan pemahaman mengenai penanggulangan bencana.
Imbauan sejumlah pihak ditujukan bagi warga yang tinggal di beberapa kota besar seperti Kota Bandung.
Bagaimana tidak? Kota Bandung tergolong daerah rawan bencana. Penyebab hal itu didorong oleh faktor alam dan cuaca ekstrim.
Suhu panas udara, tingginya intensitas hujan dan angin bertiup kencang timbulkan banyak bencana seperti banjir, tanah longsor, merebaknya gangguan kesehatan, pohon tumbang hingga kerusakan sejumlah fasilitas umum.
Kebakaran melanda sejumlah rumah dan tempat usaha akibat kelalaian penggunaan alat listrik dan sebab lain para pemilik rumah atau bangunan usaha.
Dalam pandangan terhadap hal semacam ini, Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kota Bandung, mengajak warga lebih waspada.
Sebuah paparan ringan seorang pegiat penanggulangan kebencanaan, tergabung dalam Tagana Kota Bandung, Dede Suparyadi atau dikenal dengan sebutan Kang Deri, belum lama ini menyebutkan, bahwa kewaspadaan menyikapi keadaan alam itu sangat penting.
Keadaan alam kerap berada diluar kendali kita. Setidaknya Kota Bandung sudah mengalami beberapa kali bencana alam dalam kurun waktu singkat.
Tidak sedikit warga mengalami kerugian baik materi maupun imateri sampai korban jiwa. Artinya, bencana alam dimana pun, saat datang menimpa warga, selalu menimbulkan kerugian besar.
Sulit rasanya menghindar dari bencana alam. Tetapi bukan berarti kita menyerah. Bekal pengetahuan menghadapi bencana, setidaknya mampu menghindarkan kita dari kerugian besar atau menyelamatkan jiwa manusia.
"Pasca bencana, orang akan merasa mendapatkan kerugian besar. Ketidakmampuan menghindari bencana dipicu oleh kurang pahamnya warga mengenai mitigasi bencana," ujar Kang Deri.
Belajar dari pengalaman tersebut, kata Kang Deri, warga sebaiknya waspada dan meningkatkan pemahaman tentang kebencanaan sejak dini.
"Sosialisasi kebencanaan berupa mitigasi bencana dikewilayahan, sebaiknya terus digalakan agar warga mampu mengantisipasi terjadinya bencana tersebut," papar Kang Deri.
Menjawab kebutuhan tersebut, pihaknya bersama Forum Koordinasi Tagana Kota Bandung bekerjasama dengan pihak-pihak terkait Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) berusaha terus melakukan sosialisasi dan mitigasi bencana di setiap wilayah Kelurahan di Kota Bandung.
"Mitigasi Bencana adalah upaya mengurangi risiko bencana. Sosialisasi dan mitigasi bencana selama ini dilaksanakan dalam upaya mendukung terumuskannya data-data dari sumber warga langsung di kewilayahan.Â
"Timbal baliknya, warga secara rinci memiliki informasi kesiapsiagaan bencana bagi warga sendiri juga masyarakat lain yang membutuhkan apabila terjadi bencana," terang Kang Deri.
Selanjutnya, pungkas Kang Deri, hasil mitigasi akan dilaporkan kepada Musyawarah Pimpinan Kewilayahan sebagai bahan kajian. Hasil kajian, dilaporkan kepada Pemerintah Kota Bandung agar menjadi dasar pengambilan kebijakan secara menyeluruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H