Inspirasi ini ingin ditularkan Bapora kepada khalayak umum melalui slogan kembali ke alam itu tadi.
Sinergi alam dan kehidupan mahluk disekitarnya, menumbuhkan harapan tumbuhnya suasana harmoni.
Dalam keadaan penuh  kesadaran, sinergi alam dan spririt kepemudaan ini dapat menjadi bekal pegangan mencipta pembaharuan dalam kerangka keseimbangan lingkungan.
Peradaban Luhur
Kota Bandung dalam usianya yang ke 212 tahun, terkenal memiliki sejumlah koleksi unggul kota sekaligus koleksi tersebut menandai luhurnya tingkat peradaban kota sejak masa lalu.
Koleksi-koleksi itu meliputi kebun binatang, perpustakaan dan arsitektur bangunan kotanya.
Mengenai kebun binatang, ikon kota itu sudah ada di Bandung ada sejak lama. Dipusatkan di sebuah lokasi strategis konservasi alam dengan luas lahan mencapai 14 Hektar.
Dibangun pada 12 April 1933 dan disahkan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda dengan nama "Bandoengsche Zoologisch Park" pimpinan Hogland, Kepala Bank DENNIS atau BJB sekarang.
Lembaga keuangan tersebut secara finansial memang kuat serta sanggup mengelola taman hewan.
Berselang masa berikutnya, disertai dengan perubahan politik dan masa kependudukan bangsa asing lainnya di Bandung, yaitu Jepang, tahun 1942, pengelolaan kebun binatang berpindah kepada kaum pribumi dengan salah seorang tokohnya bernama, Ema Bratakoesoema yang diteruskan oleh keturunan-keturunannya hingga kini.