Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salah Asuh dalam Ruang Kerawanan Sosial

26 Oktober 2022   23:16 Diperbarui: 27 Oktober 2022   04:57 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak dan jeruji. Photo: okezone.com

Penusukan Orang Tidak Dikenal atau penusukan OTK, terjadi secara berurutan dalam hitungan waktu relatif bersamaan di daerah Cimahi, Bogor dan Serang.

Korban penusukan beberapa meninggal dan lainnya dalam perawatan rumah sakit.

Rata-rata penusukan dialami korban saat keadaan sendiri atau suasana sepi. Motif pelaku sangat sederhana, seperti yang terjadi di Cimahi, perkaranya pelaku, anak usia sekolah, mendapat ejekan, seperti pengakuan pelaku saat ditangkap polisi.

Bagaimana hal sederhana memicu sikap nekad anak sekolah menikam orang lain tanpa perhitungan panjang akan resiko yang bakal dia terima atas kejahatan tersebut.

Sebuah pengalaman menelusuri sisi kehidupan anak-anak yang terjerat dalam berbagai masalah sosial pada Program Layanan Khusus (LKP) Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), dengan tugas akhir membuat modul LKP, pada 2019.

Satu tim khusus mitra Kemendikbudristek, di Bandung,  menemukan bahwa terdapat sekelompok orang diduga dengan sengaja melakukan pengkondisian lingkungan, menciptakan keseharian anak-anak akrab dengan prilaku kriminal dan penyakit sosial masyarakat lainnya.

Tujuan dari semua itu adalah untuk jalan kemudahan mereka melakukan regenerasi kelompok berandal atau gank-gank tertentu.

Jika calon anggota gank bisa dikondisikan sejak dini, maka akan lebih mudah mereka dimasukan dalam kelompok atau gank secara penuh saat anak-anak itu sudah beranjak remaja atau dewasa.

Perekrutan dilakukan di lokasi perkampungan rawan masalah sosial. Para perekrut akan mudah menetapkan calon mangsanya setelah mereka mempelajari kehidupan keluarga si mangsa.

Anak yang akan direkrut merupakan anak bermasalah dalam keluarga dan lepas dari pengasuhan orang tua.

Minuman keras dan penggunaan obat-obat terlarang sengaja diberikan kepada anak dalam kondisi tertentu itu. Pengaruhnya, anak menjadi sangat berani dan kerap berprilaku kasar kepada siapa pun.

Korban terus disuplay miras dan obat-obatan terlarang hingga mereka menjadi sangat ketergantungan.

Saya sampaikan garis besarnya saja hasil kerja tim dilapangan itu, karena mengurai secara keseluruhan urusannya akan sangat pelik.

Dari paparan singkat itu, ada semacam gambaran mengenai prilaku orang melakukan kejahatan seperti penusukan, seolah karena urusan sepele atau tanpa sebab apapun.

Prilaku itu kadang sudah menjadi bagian dari tugas calon anggota gank atau semacam "ospek"-nya kalau di dunia kemahasiswaan.

Memang ada sejumlah tindak kejahatan yang harus mereka lakukan saat mereka benar-benar ingin diterima penuh sebagai anggota gank.

Gank yang melakukan pengkondisian memantau secara penuh perkembangan calon-calon anggota barunya.

Kelompok ini pun besar karena jaringan bisnis haram mereka. Eksis bertahun-tahun dan bergenerasi.

Kejaran pemenuhan
kebutuhan ekonomi menjadi dasar kuat praktek-praktek kriminal kelompok tersebut.

Secara umum memang kita masih menduga-duga, jika kejahatan tersebut secara sengaja terorganisir untuk kepentingan tertentu.

Awal gerakan kriminal yang semula tersembunyi, kini menjadi sangat lugas dalam tampilan media-media sosial.

Jangan heran apabila kita menyaksikan prilaku anak berbuat kasar hingga kriminal kepada orang lain kemudian divideokan oleh kawanan pelaku.

Tampil di publik dan media sosial dengan kejahatannya, menjadi salah satu prasyarat tersendiri rekruitmen serta bagaimana ia mudah terkenal dan memengaruhi pihak lain dalam ruang persaingan antar kelompok.

Penusukan bisa saja menjadi hal biasa bagi kalangan mereka karena ada tindak-tindak kejahatan lain yang lebih mengerikan jika diperhatikan.

Kita yang menyaksikan semua itu, menjadi sadar bahwa sisi lain dunia kriminal terdapat upaya sengaja yang dibentuk.

Sudah sepatutnya kita rembuk bersama, lebih peduli kepada lingkungan serta mengubur habis sikap individualisme yang nampaknya saat ini semakin akut terutama diperkotaan.

Kita terus berusaha agar hal buruk dapat dikurangi bahkan jangan sampai terjadi lagi. Terlalu banyak korban sia-sia akibat kelalaian prilaku kita sendiri terhadap lingkungan.

Berharap penuh kepada upaya penegakan hukum dan rasa keadilan. Bersama aparat terkait penuntasan masalah keamanan, kita lebih kooperatif demi kondusifitas Indonesia yang kita cintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun