Suatu hari saya ajak anak saya membuka Akun Kompasiana.
Dia mengenal blog ini karena saya sering membahasnya terutama saat saya usai menulis atau pas mendapatkan informasi yang ingin ditindaklanjuti.
"Ayah, informasi ini sudah ada yang tulis, belum di Kompasiana?" itu kalimat yang suka saya dengar saat anak saya ingin memuaskan rasa ingin tahunya tentang sesuatu.
Kompasiana, dia pikir seperti kamus atau ensiklopedia yang bisa memuat banyak info bermacam-macam.
Jika yang dia ingin cari ternyata tidak ada, maka saya pasti diminta untuk menuliskannya.
Atau jika hal yang ingin dia cari itu ada, maka saya pun suka diminta menuliskan bahasannya dari sudut pandang lain. Kadang-kadang ada saja sudut pandang yang dia sarankan untuk melengkapi info yang sudah ada dari cara pandang dia.
Fenomena anak-anak sekarang, pikirannya sudah tumbuh lebih cepat dari usianya. Info yang dia peroleh dari dunia maya begitu melimpah. Namun, dia juga suka bingung dengan hal-hal yang berseliweran di internat yang dia tangkap melalui telpon pintarnya.
Usia anak saya masih belasan, sama-sama  belasan dengan umur Kompasiana yang menginjak 14 tahun.
Hari-hari ketika berkumpul, seru juga melakukan penelusuran Kompasiana bersama anak dan anggota keluarga lainnya. Kisah manis menjadi Kompasianer, saya lewatkan bersama orang-orang terdekat.
Berbagai cara anggota keluarga saya merespon Kompasiana. Rata-rata semua suka. Sesekali pernah muncul pertanyaan tak terduga, yaitu mengenai ada atau tidaknya honor yang bisa kita terima setelah selesai memposting tulisan di Kompasiana.