Merencanakan perolehan pendapatan dana pensiun sekaligus persiapan membangun rumah bagi kelangsungan rumah tangga sang anak dilakukan sejak dari dini.
Rencana matang pada saat anak lahir dan hitungan waktu kapan mengakhiri pekerjaan atau pensiun dilakoni dengan penuh keseriusan.
Alhasil, kekhawatiran menghadapi masa-masa sulit terutama dalam hal pemenuhan dana pensiun, secara bertahap mampu teratasi.
Menanam pohon untuk rencana perolehan keuangan jangka panjang masih dinilai relevan bagi sebagian warga yang memiliki lahan cukup.
Aturan sosial menjaga kelestarian dan keutuhan aset kampung sangat dijunjung tinggi.
Pohon untuk menopang perolehan dana pensiun ini tentunya adalah pohon dalam jenis kayu keras dengan masa tanam yang lama dan mampu menjadi andalan pemasukan keuangan saat masa panen tiba.
Sudah banyak generasi yang melewatkan masa pensiun sebagai petani dan tetap menikmati perolehan dana pensiun dari menanam pohon.
Acep Budiman, seorang petani muda yang menyaksikan proses masa pensiun orang tuanya dengan ditopang dana pensiun yang terus mengalir.
Acep sendiri termasuk generasi ke tiga dari usaha keluarganya dalam hal penerapan pendekatan persiapan memasuki masa pensiun.
Usaha pertanian yang diwariskan oleh pendahulunya kini masih terjaga bahkan dinilai lebih maju karena dirinya berhasil menerapkan manajemen usaha pertanian yang lebih baik.
Masa ia memasuki tahap berumah tangga pun, sudah dilalui sesuai harapan. Usaha orang tua yang menanam pohon untuk persiapan menjelang pernikahan, sudah bisa ia peroleh yaitu dalam wujud rumah tinggal bagi keluarga barunya.