Kesederhanaan cara dalam hal pemenuhan kebutuhan kehidupan di pedesaan, tidak menyurutkan orang untuk terus berkreativitas.
Pundi-pundi dana pun mereka kembangbiakan secara terus menerus agar mampu menopang kebutuhan sehari-hari hingga dana pensiun.
Terutama bagi mereka dengan profesi sebagai pekerja informal di pedesaan seperti petani, merencanakan pensiunan atau mencari aktivitas saat usia sudah tidak produktif lagi untuk melakukan pekerjaan, nampaknya agak sulit diwujudkan.
Keadaan dilapangan, rata-rata petani hanya bisa pasrah saja menghadapi keaadaan saat usia sudah masuk masa pensiun.
Sementara untuk jalan mempertahankan hidup dimasa-masa kritis seperti pensiun  itu, hanya menggantungkan harapan kepada perolehan pendapatan dari anak-anaknya atau saudara lainnya dan itu pun hanya perolehan yang ala kadarnya.
Banyak pekerja informal pada akhirnya jatuh miskin saat usia pensiun tiba menghampiri mereka.
Itu kejadian umum dan kasat mata yang dapat kita saksikan dari sebuah realitas kehidupan desa.
Namun, apakah kita tahu bahwa ditengah himpitan kesusahan tersebut ada suatu inovasi yang dikembangkan petani di daerah perkebunan Cikawari Cimenyan Kabupaten Bandung Jawa Barat.
Masa pensiun yang mendesak seseorang harus memutar haluan perolehan pendapatan, dilakukan dengan penuh rencana oleh beberapa petani disana.
Bahkan tidak hanya itu saja, diantara para petani terpikirkan bagaimana merencanakan kelangsungan kehidupan anak-anaknya terutama saat anak memasuki masa berumah tangga yaitu dengan jalan menanam pohon.