Khusus untuk kertas dan gelas, dokpri.
Kontainer sampah paling mudah ditemukan di mana-mana di
lingkungan kota Amsterdam adalah tempat sampah khusus campuran, kertas dan botol. Untuk sisanya, diharapkan penduduk jeli untuk mengetahui lokasi keberadaannya. Misalnya khusus untuk pembuangan batu baterai biasanya supermarket besar telah meyediakan tempatnya.
Kontainer untuk sandang layak pakai dan plastik, dokpri.
Untuk pemisahan sampah, penduduk disini yah "relatif" sadar saja kalau mau dibandingkan dengan negeri Jepang yang terkenal lebih sadar. Semua tergantung pada wawasan penduduknya sendiri. Masih banyak juga yang akan menjadikan satu semua menjadi sampah campuran dengan limbah dapur.
Kendaraan sapu bersih, dokpri.
Punya kesadaran tentang lingkungan, bisa jadi didapat oleh informasi wawasan tentang limbah dan kemudahan menemukan tempat sampah yang spesifik untuk barang yang dibuang. Diluar itu sepengamatan saya yah sama aja dengan orang dimanapun.
Kota Amsterdam yang secara umum relatif bersih walaupun dikunjungi banyak turis adalah berkat jasa petugas kebersihan yang sigap di mulai dari subuh sampai malam untuk bertugas. Karena Amsterdam yang dipadati turis tentu akan menghasilkan sampah yang luar biasa banyak.
Kesibukan senja di Zeedijk, dokpri.
Khusus untuk kawasan turis berkaitan dengan sampah kalau mau diperbandingkan yah lebih nyata untuk melihat kebiasaan secara umum masyarakat di dunia ini, masih sangat jauh akan kesadaran tentang sampah dan lingkungan. Jadi jangan sedih, masih banyak temen-temennya bagi masyarakat
Indonesia.
Sampah hasil horeca, dokpri.
Diluar itu keberhasilan warga penduduk di negeri Belanda tentang kesadaran akan sampah dan lingkungan adalah informasi tentang hal tersebuat yang terus disebar dan dengungkan, terutama oleh media arus besar dan sekolahan. Jadi diharapkan masyarakat akan semakin sadar akan lingkungannya.
Jadi bisa dibayangkan untuk perbandingan masyarakat di Indonesia tentang kesadaran akan sampah dan lingkungan, masih jauh boo. Lihat saja informasi umum di media besar utama yang ditemui sehari-hari, masih sibuk tentang gosip, hoax, sekterian, korupsi dan politikus busuk. Yah berarti otomatis tahu sendiri yang dihasilkan.
Usul saya kalau mau lebih baik tentang urusan lingkungan adalah terus-terusan memberikan informasi tentang sampah dan lingkungan di sekolah-sekolah pada pagi hari. Belajar positif dari bapak propaganda Internasional Joseph Goebbels, apapun yang didengungkan terus meneruh akan menjadi kesadaran.
Suka atau tidak suka, untuk mengukur tingkat pondasi keberhasilan suatu negara, tidak usah pusing-pusing dengan banyaknya kriteria yang abstrak, cukup dilihat akan kesadaran masyarakat tentang lingkungannya, yah tentu bagaimana bijaknya memperlakukan sampah.
Mau contoh tentang keberhasilan suatu pondasi negara, ambil saja contohnya di kawasan negara yang selalu berkonflik, silahkan tanyakan ke orang-orang Bogor di Puncak, bagaimana kelakuan tamu-tamu yang pada berkunjung kesana. Okei, begitu aja dan makasih sudah menyimak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Nature Selengkapnya