Untuk bumbu ataupun saus kacang misalnya yang menjadi identitas kuliner negeri Belanda, pun jauh sekali dengan yang biasa kita dapatkan di Indonesia.
Bumbu kacang di sini cendrung seperti selai kacang. Mana ada orang disini yang mau menguleknya secara manual, mau bayar berapa nanti biaya makannya .
Jadi makan makanan Indonesia di negeri Belanda sepengetahuan saya, hanya menjadikan menu klangenan saja bagi orang Indonesia. Bisa juga sekalian dapat bertegur sapa dengan pengelola rumah makan. Yah lumayan buat tombo kangen.
Sebagai orang Indonesia dan sudah berkeluarga, biasanya lebih sering memasak sendiri masakan Indonesia, kelebihannya bisa mengatur sendiri sesuai citarasa yang dinginkan. Juga yang paling utama dapat menghemat, karena tidak seperti di Indonesia yang diantara membeli menu jadi dan memasaknya sendiri tidak jauh berbeda harganya. Yah tentunya kalau beli di warung makan jenis warteg tentunya.
Satu hal yang pasti sama citarasanya ya.. cuma Bir Bintang dan Teh Botol Sosro. Yah kedua brand minuman tersebut menjadi andalan dan identik di setiap tempat makan Indonesia untuk pilihan minum di rumah makan Indonesia.
Walau bagaimanapun, hanya di negeri Belandalah selain di kandang sendiri kuliner Indonesia dapat berjaya dan ditemui dimana-mana. Buktinya, akan lebih mudah mendapatkan warung makan Indonesia dibandingkan mencari kedai fastfood dari waralaba yang terkenal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H