Berikut jenis sayuran yang biasa menjadi menu utama di warung makan Indonesia model afhaalen, diantaranya: oseng tempe, terong bumbu pedas, urapan, oseng capcay, oseng buncis, oseng bayam (kalau kangkung kemahalan) dsb.
Untuk jenis lauk pauk, berikut andalan dari warung makan Indonesia, seperti rendang, sate, daging bumbu bali, ayam goreng, telur dsb.
Harga yang ditawarkan untuk warung makan seperti ini biasanya berkisar antara 6-10 Euro-an perporsinya. Berupa basis ditambah, mungkin satu-dua pilihan sayur dan dua-tiga pilihan lauk pauk.
Semuanya juga bisa dibeli secara eceran dan dijual per-gram. Cukup murah untuk harga makanan perporsi di Belanda. Jangan lupa untuk porsinya, cukuplah kalau mau ngirit bisa dimakan berdua.
Untuk penyebutan warung makan seperti ini bisa juga disebut toko jikalau tempat ini menjual pernak-pernik barang Indonesia, misalnya Indomie, bumbu pecel, krupuk dsb. Untuk tentang toko di negeri Belanda, bisa baca tulisan saya disini.
Model penyajian rijsttafel di restaurant adalah berupa penyajian kesemua makanan yang dipesan dalam porsi-porsi kecil, mirip seperti penyajian di restaurant Padang. Setiap menu rijsttafel bisa terdiri dari sepuluh variasi makanan, terdiri dari yang utama sampai untuk cuci mulut.
Untuk menu rijsttafel biasanya restaurant menawarkan pilihan sampai 3 atau 4 pilihan menu rijstafel. Paket makan rijsttafel biasanya ditawarkan untuk makan minimal dua orang, perorang membayar kurang lebih sekitar 20 Euro.
Standart isi pada rijsttafel diantaranya adalah daging, yang paling umum diwakili oleh rendang dan sate. Untuk sayuran biasanya paling sering adalah sayur tempe, lodeh dan gado-gado. Sedangkan hidangan cuci mulut favorit untuk dipilih adalah lapis legit / spekoek, pisang goreng dan tjendol.
Jenis restaurant seperti ini juga menyediakan menu perporsi jikalau pengunjung tidak mau terlalu banyak pilihan seperti dalam hidangan rijsttafel.
Sebagian besar rumah makan sudah melakukan kompromi rasa untuk dapat diterima oleh lidah masyarakat disini. Kalaupun ada yang masih orisinil itupun hanyalah satu-dua saja, mengetahuinyapun sama seperti halnya mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Contohnya seperti rendang, jangan dibayangkan akan mendapatkan seperti rendang Padang yang sekalipun dimasak oleh orang di Jawa, jauh sekali untuk penampilan dan rasanya. Yang mencolok hanyalah jumlah daging yang disajikan karena disini harga daging relatif murah.