Pada malam menjelang pagi hari banyak orang tidak tidur, di persimpangan antara malam dan pagi, ditengah keheningannya, seorang penulis akan memanfaatkan kesepiannya dengan menggila didalam argumennya, lanturan sesuka hati didengungkannya.Â
Banyak sekali pria tolol di dunia ini, terutama mereka yang memaksa wanita untuk bahagia bersamanya.
Wanita selalu tampak konyol dan tolol saat ia bersama pria yang disukainya. Kebencian akan ketololan itu selalu menjadi pemandangan unik disudut-sudut kota ini menjelang pagi.
Wanita mengharap, Pria Berhianat, dalam alunan suara angin surau mereka beradu argumen penuh kebodohan dengan begitu nikmatnya merasakan kebodohan bersama, hingga mereka tidak tahu bahwa itu bodoh.
Waktu dan Ruang menjadi dimensi yang tidak berguna dan yang ada hanya hawa nafsu dan cinta, yang penuh kebohongan dan kebodohan, tanpa bermaksud sombong mereka tidak menghiraukan waktu, mereka melupakan ruang.
Keheningan ini membuat ku ingin menuliskannya dalam bentus sastra satire modern, yang senang dengan penjabaran kalimat kasar, karena semaki kasar semakin nikmat.
Tidak ada yang menduga dunia akan jadi seperti ini, namun cinta dan kebodohan selalu kembali, keruang dan waktu yang dipenuhi intrik yang tak berkesudahan. saat logika meminta ampun, cinta tak mau memberinya, ia akan terus menyiksanya sampai puas hatinya.
dan tetap itu akan kembali dan begitu tanpa merasa lelah sakit, semuanya mau diperbudak oleh perasaan itu.
Sungguh bullshit manusia tanpa kemelut cinta, satu kata dengan definisi tak terhingga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H