Baru kali ini saya sempat mengunjungi taman literasi Martha Christina Tiahahu yang berlokasi di sekitaran Blok-M, Setelah cukup lama tidak berkunjung ke Jakarta akhirnya saya bisa juga menyempatkan diri kesini, sebenarnya sejak dulu saya ingin mampir ke tempat ini, namun pada Tahun 2021 akhir sepertinya belum selesai saya lihat pembangunannya.
Saya cukup takjub dengan struktur sederhana bangunan dari taman ini, namun sebenarnya yang membuat saya senang adalah konsep dan tujuan dari dibuatnya taman ini, yakni ingin menyediakan ruang baca, artinya menyediakan ruang berpikir yang tenang, juga bisa dimanfaatkan untuk orang yang suka berolahraga untuk kegiatan berjalan santai, berfoto ria dan juga bisa ngopi santai karena di setiap sudut lingkaran taman menyediakan juga tempat-tempat untuk ngopi.
Saat masuk kita harus menanggalkan terlebih dahulu sepatu atau sandal yang kita gunakan untuk menjaga kebersihan ruang baca, saya disambut oleh petugas ruang baca yang memberitahukan bahwa harus menaruh tas yang saya bawa terlebih dahulu ke loker yang sudah disediakan.
Awalnya saya merasa ruang baca yang disediakan sudah sangat bagus dan nyaman, dengan koleksi bukunya yang cukup banyak, meja meja baca disertai kursi yang empuk, suhu udara yang sejuk karena ruangan menggunakan AC, jadi awalnya saya merasa sangat nyaman untuk membaca sambil berpikir di tempat ini.
Namun ada beberapa saat dimana saya cukup merasa terganggu dan sedikit jengkel dengan anak-anak kecil yang dibawa ibu nya dan membuat kebisingan di dalam ruang baca, ada yang memukul-mukul benda dan menciptakan suara kebisingan, ada juga yang nangis, ada juga yang teriak-teriak tidak jelas, ya berbagai macamlah namanya juga tingkah anak-anak kecil, saya sebenarnya tidak menyalahkan tingkah si anak tersebut, karena saya waktu kecilpun seperti itu juga, namun menurut saya akan sangat mengganggu bagi para pembaca yang ingin situasi tenang di ruang baca ini.Â
Jadi disini saya berpikir apakah tidak sebaiknya ruang baca tersebut dibatasi untuk usia yang masuk, sehingga jelas bahwa tujuan dari ruang baca adalah untuk orang-orang yang ingin membaca dan berpikir, ruang untuk membaca dan berpikir saya kira sebaiknya harus lebih tenang dan tidak berisik.
Entah pandangan saya ini salah atau tidak saya juga tidak tahu, tapi menurut saya pribadi alangkah lebih baiknya kalau ada aturan batasan terkait usia yang mau masuk ke ruang baca ini, atau pihak penyedia fasilitas menyediakan ruangan kecil khusus untuk ruang baca anak-anak dan ibu, dan membedakannya dengan ruang baca yang disediakan untuk orang dewasa, sehingga terkait buku bacaan dan juga ketertiban dan ketepatan sasaran dari ruang baca tersebut akan lebih tercapai.
Selain itu juga dapat memberikan dampak positif untuk semua dan semua menjadi nyaman.
Demikian artikel ini ditulis berdasarkan sudut pandang pribadi penulis,
Jakarta, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu,
11 Februari 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H