Udara buruk di Jakarta telah menjadi permasalahan lingkungan yang serius dan terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Pencemaran udara berdampak buruk pada kesehatan manusia dan ekosistem, serta mengancam kualitas hidup penduduk kota ini. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai pemahaman tentang udara buruk di Jakarta, termasuk penyebab, dampak, serta solusi yang dapat diambil.
Mencermati data yang dirilis IQAir pada Kamis tanggal 15/6/2023, menunjukkan bahwa air quality index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 157.
Dari 10 kota-kota besar di dunia, Jakarta menjadi peringkat pertama dengan kulitas udara terburuk di dunia.Â
kualitas udara tidak sehat memiliki rentang 151-200, lalu kualitas udara sangat tidak sehat berada di rentang 201-300, dan kualitas udara berbahaya memiliki rentang lebih dari 301.
Berdasarkan data-data tersebut saya mencoba untuk merangkum sedikit pandangan saya tentang fenomena tersebut.
Penyebab Pencemaran Udara di Jakarta
1. Kendaraan Bermotor
Lalu lintas yang padat di Jakarta menyebabkan emisi gas buang dari kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab utama pencemaran udara. Gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan partikel-partikel halus dapat mencemari udara dan merusak kualitas udara.
2. Industri
Pabrik-pabrik dan fasilitas industri yang beroperasi di Jakarta juga merupakan kontributor signifikan terhadap pencemaran udara. Proses produksi dan pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan polutan udara seperti sulfur dioksida (SO2) dan partikel-partikel berbahaya.
3. Pembakaran Sampah