Ketika kita berbicara tentang ekonomi tentu tidak akan lepas dari faktor penting seperti 'daya beli masyarakat', faktor ini sangat penting dalam hal mempertahankan stabilitas ekonomi negara.
Ketika daya beli turun secara logika sederhana kita bisa menilai bahwa masyarakat sedang susah atau sedang dalam kondisi ketidakpastian memperkirakan kebutuhan ekonomi kedepan.
Hal ini dipengaruhi oleh : harga bahan-bahan pangan pokok, harga bbm, ketersediaan pangan, inflasi, pendapatan rumah tangga dan lain-lainnya yang bisa dibedah satu-satu oleh ahli ekonomi.
Hasil pengamatan saya di lapangan di wilayah tempat tinggal saya, saya melihat bahwa daya beli masyarakat memang cenderung menurun, ibu-ibu baik tetangga atau disekitar lingkungan saya banyak mengeluh soal kenaikan dan ketidakstabilan harga bahan-bahan pokok di pasar.
Belum lagi kita tahu bersama bahwa masa saat ini dalam ekonomi disebut masa 'Baby boomers' dimana kelompok demografi orang-orang yang lahir dari 1946 sampai 1964 akan menjadi orang tua dan harus ditanggung oleh anak-anaknya.
Fakta yang saya lihat dilapangan menunjukkan banyak kondisi keluarga dimana, para orang tua terkhusus kelahiran 1950-1960 sudah tidak bekerja lagi dan harus dihidupi oleh penghasilan anaknya, beruntung kalau anaknya mendapatkan pekerjaan yang gajinya diatas UMR, kalau tidak gimana?, kan repot.
Fakta kondisi ekonomi sekarang juga sudah jauh berbeda, dahulu mungkin masih banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan tanpa bantuan teknologi dan harus memanfaatkan tenaga manusia, namun di zaman serba digital seperti sekarang ini, perusahaan lebih memakai bantuan teknologi untuk pelaksanaan bisnisnya dan hanya membutuhkan sedikit tenaga manusia untuk mengoprasikannya.
Jadi kita masuk di zaman yang akan membelah kelompok masyarakat secara radikal kedalam dua kelompok, yakni : kelompok masyarakat yang berketrampilan khusus dan kelompok yang tidak memiliki ketrampilan.
Sementara perbandingan antara jumlah lowongan pekerjaan yang ada dengan jumlah manusia yang siap dan butuh kerja tidak singkron, jumlah yang mencari pekerja jauh lebih banyak dari pada jumlah lowongan kerja yang tersedia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2023, diperkirakan rata-rata gaji pegawai di Indonesia adalah 3 Juta-an.
Untuk data inflasi, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Indonesia di tahun 2023 berkisar diantara 3-5%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Per Februari 2023 jumlah pengangguran di Indonesia ada sebanyak 7,99 juta orang, merosot 410 ribu orang dari Februari 2022.
Kalau rata-rata gaji pekerja adalah 3 juta-an saya kira masih cukup, dengan catatan ini untuk pemenuhan kebutuhan hidup 1 orang selama satu bulan, masalahnya fakta dilapangan biasanya seringkali dalam satu keluarga itu ada saja yang masih sekolah, menganggur atau orang tua yang sudah tidak bekerja lagi, jadi si anak yang bekerja harus menanggung kebutuhan sekian orang dalam satu keluarga.
Jadi menurut saya faktor kunci yang membuat daya beli masyarakat menurun itu adalah banyak masyarakat yang masih menganggur, gaji rata-rata pekerja yang terlalu rendah, sementara harga-harga kebutuhan hidup seperti bahan-bahan pokok dan bbm sudah naik cukup tinggi.
Bagaimana daya beli mau meningkat atau bertahan jika besok hari ketidakpastian harga bahan pokok itu merasuki pikiran dapur tiap rumah tangga?, sulit menurut saya itu.
Beruntung jumlah PNS, TNI, POLRI cukup banyak di Indonesia, jadi para pekerja inilah yang menjadi pahlawan daya beli, karena pendapatan dari pekerjaan tersebut cukup stabil dan lumayan besar.
Sementara untuk buruh lepas sulit, karena ketimpangan antara pendapatan berbanding dengan jumlah kebutuhan orang yang harus ditanggung dan juga ditambah lagi harga-harga bahan pokok yang terus naik menjadi kesulitan tersendiri untuk memperbaiki daya beli masyarakat.
Karena harus kita tahu jumlah pekerja yang berprofesi sebagai buruh di negara ini adalah jumlah pekerja yang paling banyak, jadi 'daya beli masyarakat' = 'daya beli buruh'.
Demikian pandangan pribadi saya untuk menanggapi tentang "Daya Beli Masyarakat".
Terima kasih.
***********************
Medan, 11 Agustus 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI