Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Budaya Membaca Buku akan Benar-benar Musnah dari Bumi Indonesia?

25 Mei 2023   12:32 Diperbarui: 25 Mei 2023   12:47 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penulis Sedang di Toko Buku Gramedia (Sumber : Dok Pribadi)

Saya hanya akan beropini, ringan dan ringkas saja membahas masalah ini, berangkat dari keresahan apa yang saya amati di lapangan, serta apa yang menjadi hal yang sedikit saya rasa cukup memilukan.

Karena pada dasarnya saya orang yang lebih suka membeli dan membaca buku langsung dari toko buku dari pada membaca via E-book, rasanya lebih nikmat saja membaca buku cetak secara langsung dan membelinya langsung di toko buku. 

Tidak tahu entah saya yang sudah usang pemikirannya, atau memang banyak juga yang merasa seperti yang saya rasakan, atau malah banyak para penikmat dan pemburu buku di toko buku yang memang sudah beralih ke bacaan lewat E-book.

Lantas apa hasil dari pengamatan saya yang terjadi di lingkungan sekitar tempat saya tinggal kaitannya dengan budaya membaca, berikut akan saya rangkum ke dalam beberapa poin : 

1. Budaya Membaca yang Sudah Dianggap Aneh di Lingkungan Sekitar 

Sering kali ketika saya mencari cafe disekitar lingkungan saya dengan tujuan ingin membaca buku dan membawa buku, sering kali saya jadi berpikir malas dan sebagainya dikarenakan saya tidak mendapati dan menjumpai orang-orang yang membaca buku juga di cafe yang sekarang menjadi tempat nongkrongnya anak muda. Kebanyakan dari mereka ya main HP, ngobrol, main kartu dan yang lainya.

Tidak pernah saya melihat pemandangan ada orang yang membaca buku, akhirnya saya jadi memutuskan untuk membaca buku dirumah saja dikamar saya. Pernah sekali saya coba untuk membaca buku di cafe sambil menikmati hidangannya, namun seperti dilihatin seperti pemandangan yang aneh saja, tidak tahu entah itu perasaan saya saja atau memang orang-orang sekitar mengganggap itu aneh, namun ya karena saya sendiri yang membaca buku akhirnya memang terlihat seperti aneh.

2. Kebanyakan Orang Sudah Memilih yang Lebih Simple, Seperti Nonton Youtube, Tiktok dan Sebagainya

Tidak ada yang salah dengan hal demikian, karena saya sendiri pun sering bermain medsos, namun menurut saya pengetahuan yang diberikan di medsos seringkali hanya dalam bentuk sepenggal-sepenggal, berbeda dengan buku yang cukup komprehensif dalam membahas suatu topik.

Namun karena perkembangan zaman teknologi seperti sekarang ini, hal tersebut jadi sulit untuk dihindari, akibatnya kuriositas dari masyarakat beralih dari mencari apa yang dia ingin tahu dari buku, beralih ke sumber-sumber yang ada di media sosial. Akibatnya ya pasti penjualan buku merosot, sehingga mengakibatkan banyak bisnis yang menjual buku cetak tutup, cukup beruntung bagi saya dan mungkin penikmat buku lainya karena toko buku seperti Gramedia bisa terus bertahan.

3. Toko Buku Tidak Kehilangan Penikmatnya Seluruhnya

Dari pengamatan saya, menurut saya toko buku tidak sepenuhnya kehilangan pengagumnya, dikarenakan jika saya mampir ke toko buku Gramedia, saya masih melihat banyak orang yang datang berkunjung untuk mencari dan membeli buku atau sekedar duduk di lorong-lorong rak buku untuk membaca buku. 

Pengamatan ini semakin membuat saya masih yakin bahwa penikmat buku bacaan tidak sepenuhnya beralih ke media sosial atau E-book, namun menurut saya ini hanya masalah strategi pemasaran saja. menurut saya toko buku seperti Gramedia masih saja bisa ramai asal cara pemasarannya kepada masyarakat masih bagus, dengan memanfaatkan pemasaran yang lebih gencar di ruang media sosial. 

4. Buku Masih Akan Terus Berjaya Sebagai Sumber Pengetahuan Karena Manusia Masih Berpikir dan Penulis Masih Banyak

Menurut hemat saya, buku masih akan terus berjaya sebagai sumber pengetahuan dan masih akan terus lestari karena manusia masih berpikir dan penulis diluar sana saya yakin masih banyak, apalagi yang bermimpi tulisannya dapat diterbitkan menjadi buku. 

Buku memiliki sejarah yang panjang, saya rasa tidak akan mudah menaklukannya sepenuhnya hanya karena perkembangan zaman teknologi dan serba internet seperti sekarang ini. 

Saya  rasa dimasa depan akan ada masanya buku kembali berjaya dan lebih diminati, mungkin saat ini dan sampai beberapa tahun kedepan akan sedikit tergerus penikmat dan penjualannya, namun saya masih yakin, masih sangat banyak penikmat buku diluar sana.

Akhir kata dari artikel ini, saya harap para pembisnis toko buku dan penjual buku dan penulis buku, masih akan tetap berjuang dan bertahan dengan dasar keikhlasan dan kecintaan akan memperjuangkan sumber ilmu pengetahuan untuk terus dan tetap ada di muka bumi Indonesia.

Sekian dan Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun