Saya hanya akan beropini, ringan dan ringkas saja membahas masalah ini, berangkat dari keresahan apa yang saya amati di lapangan, serta apa yang menjadi hal yang sedikit saya rasa cukup memilukan.
Karena pada dasarnya saya orang yang lebih suka membeli dan membaca buku langsung dari toko buku dari pada membaca via E-book, rasanya lebih nikmat saja membaca buku cetak secara langsung dan membelinya langsung di toko buku.Â
Tidak tahu entah saya yang sudah usang pemikirannya, atau memang banyak juga yang merasa seperti yang saya rasakan, atau malah banyak para penikmat dan pemburu buku di toko buku yang memang sudah beralih ke bacaan lewat E-book.
Lantas apa hasil dari pengamatan saya yang terjadi di lingkungan sekitar tempat saya tinggal kaitannya dengan budaya membaca, berikut akan saya rangkum ke dalam beberapa poin :Â
1. Budaya Membaca yang Sudah Dianggap Aneh di Lingkungan SekitarÂ
Sering kali ketika saya mencari cafe disekitar lingkungan saya dengan tujuan ingin membaca buku dan membawa buku, sering kali saya jadi berpikir malas dan sebagainya dikarenakan saya tidak mendapati dan menjumpai orang-orang yang membaca buku juga di cafe yang sekarang menjadi tempat nongkrongnya anak muda. Kebanyakan dari mereka ya main HP, ngobrol, main kartu dan yang lainya.
Tidak pernah saya melihat pemandangan ada orang yang membaca buku, akhirnya saya jadi memutuskan untuk membaca buku dirumah saja dikamar saya. Pernah sekali saya coba untuk membaca buku di cafe sambil menikmati hidangannya, namun seperti dilihatin seperti pemandangan yang aneh saja, tidak tahu entah itu perasaan saya saja atau memang orang-orang sekitar mengganggap itu aneh, namun ya karena saya sendiri yang membaca buku akhirnya memang terlihat seperti aneh.
2. Kebanyakan Orang Sudah Memilih yang Lebih Simple, Seperti Nonton Youtube, Tiktok dan Sebagainya
Tidak ada yang salah dengan hal demikian, karena saya sendiri pun sering bermain medsos, namun menurut saya pengetahuan yang diberikan di medsos seringkali hanya dalam bentuk sepenggal-sepenggal, berbeda dengan buku yang cukup komprehensif dalam membahas suatu topik.
Namun karena perkembangan zaman teknologi seperti sekarang ini, hal tersebut jadi sulit untuk dihindari, akibatnya kuriositas dari masyarakat beralih dari mencari apa yang dia ingin tahu dari buku, beralih ke sumber-sumber yang ada di media sosial. Akibatnya ya pasti penjualan buku merosot, sehingga mengakibatkan banyak bisnis yang menjual buku cetak tutup, cukup beruntung bagi saya dan mungkin penikmat buku lainya karena toko buku seperti Gramedia bisa terus bertahan.
3. Toko Buku Tidak Kehilangan Penikmatnya Seluruhnya
Dari pengamatan saya, menurut saya toko buku tidak sepenuhnya kehilangan pengagumnya, dikarenakan jika saya mampir ke toko buku Gramedia, saya masih melihat banyak orang yang datang berkunjung untuk mencari dan membeli buku atau sekedar duduk di lorong-lorong rak buku untuk membaca buku.Â
Pengamatan ini semakin membuat saya masih yakin bahwa penikmat buku bacaan tidak sepenuhnya beralih ke media sosial atau E-book, namun menurut saya ini hanya masalah strategi pemasaran saja. menurut saya toko buku seperti Gramedia masih saja bisa ramai asal cara pemasarannya kepada masyarakat masih bagus, dengan memanfaatkan pemasaran yang lebih gencar di ruang media sosial.Â