Pada tanggal 25 November 2022 yang lalu ibu ku berulang tahun yang ke-47 Tahun, mengingat kembali sedikit tentang perjalanan dan semangat ibuku di dalam perayaan peringatan hari ibu ini,membuat aku bersemangat untuk menuliskan sedikit kisah tentang ibuku lewat artikel ini.
Sering kali sebagai anak kita sibuk mengingat tentang hal-hal lain, mempelajari berbagai pahlawan-pahlawan dari seluruh penjuru dunia, atau pun sibuk dengan mengurusi segala kesibukan kita, hingga kadang kita lupa bahwa sesungguhnya ada ibu yang menjadi pahlawan faktual dalam hidup kita masing-masing.
Ibuku membuat aku semangat bekerja dan mencari uang, ya karena selain ibu ku juga senang meminta uang jajan pada ku karena aku sekarang sudah bekerja, selain itu aku juga senang ibu ku, hingga di umurnya yang ke-47 tahun ini aku lihat dia masih tetap terlihat semangat dalam menjalani kegiatan sehari-hari dalam hidupnya.Â
Ibuku di tempat tinggal kami, tepatnya di gang rumah kami, terkenal sebagai ibu yang paling banyak koleksi bunga nya di halaman rumah, dan juga ibu yang terkenal senang berbagi makanan, karena sering memasak cemilan untuk teman-teman tetangganya ketika sedang merumpi dan berkumpul.
Walau kadang adik saya sering jengkel karena ibu saya lebih banyak memberi masakan cemilannya untuk teman-temanya dari pada yang disisihkan untuk dirumah, namun ibu saya tetap senang melakukanya. Walau ya sekedar untuk kenikmatan bersama saja, makan bersama, gratis, alias tidak dibayar, namun ibuku terlihat ikhlas dalam melakukanya.
Ibuku juga sangat aktif di dalam kegiatan organisasi nya, baik itu STM (Serikat Tolong Menolong) atau kegiatan organisasi di Gereja, ibu ku juga senang berperan aktif dan ikut dalam acara pelaksanaan pesta pernikahan, maupun acara duka. Ibuku senang bergerak kesana-kemari dan mendatangi pesta sana-sini, maklumlah, orang batak memang banyak sekali acara-acara adatnya.
Mungkin karena ibu saya sering banyak kegiatan diluar yang harus berdandan , sering menghadiri acara pesta sana-sini, kegiatan organisasi dan ibadah setiap hari minggu ke gereja membuat ibu saya sering make-up, jadi mungkin alasan inilah yang membuat saya terpikir bahwa ibu saya memerlukan produk kecantikan yang akan dihadiahkan untuk artikel ini, ya kalau rezeki artikel ini terpilih menang, ya hadianya akan saya berikan ke ibu saya, sebagai kado hari ibu.
Kadang dalam keheningan, aku berpikir dan mengenang, bagaimana ibuku merawatku dari melahirkan aku ke dunia lewat rahimnya, hingga aku bisa sebesar sekarang, berkerja, membantu menafkahi keluarga, menjalani pendidikan, ya itu semua peran besar dukungan nya ada di ibu, ibuku memang pahlawan nyata yang bisa aku lihat hingga hari ini dan aku bersyukur untuk itu.
Semangat ibuku tak lekang era, menikmati hidup dan menjalaninya, walau kadang sedikit khawatir dan repot soal biaya-biaya, padahal anak-anaknya sudah mampu menanggungnya. Walaupun ibuku kadang cerewet, tapi aku sayang pada ibu.
Mungkin hadiah buat hari ibu yang bisa aku persembahkan adalah artikel ini, karena saat ini kami sedang beda kota, atau mungkin aku nanti akan membelikan makanan lewat aplikasi go-food, beruntung juga hidup di zaman perkembangan teknologi seperti sekarang, apa-apa bisa mudah.
Kegiatan ibuku yang serba sibuk itu, membuat mataku melihat dan menyadari bahwa api semangat ibu, mampu mengubah lesuhku menjadi semangat baru. Malu aku jika aku yang masih berumur muda kalah semangat dengan ibu yang sudah tua, semangat ibu membuat ku semangat juga dalam menjalani hari-hari ku.
Dihari ibu ini, bersyukur juga kompasiana mengingatkan dengan sedikit membuat event seperti ini, membuat saya jadi termotivasi untuk menuliskan gambaran semangat ibu saya, kompasiana memberikan media untuk membuat pikiran aktif dan berkreasi, dan itu sangat membantu, terima kasih kompasiana.
Semangat ibu memang selalu menjadi acuan yang berarti buat saya atau pembaca laninya sebagai anak muda, bayangkan saja, ibu melahirkan anaknya ke dunia mengalami rasa sakit paling dalam di dunia, mengalami pergolakan mental yang sangat berat, membesarkan kita, memberikan kita nutrisi lewat asi, mengajari kita merangkak, menjemur kita saat masih bayi, memandikan kita, menggendong kita, mengayun kita, menyayikan kita sampai kita tertidur lelap, menyuapi kita makanan saat kita merengek nangis karena lapar, memasakan makanan kita, mengajari kita bicara, membaca, berhitung, merawat kita hingga kita dewasa seperti sekarang ini.
Kalau dipikir-pikir, didalami, difilsafatkan, direnungi, memang baru tampak dan terasalah sungguh dalam jasa ibu buat hidup kita, terlepas bagaimana pun sikap ibu kepada kita, atau jika ada hal yang terkadang membuat kita jengkel juga, terlepas dari semua perdebatan yang bersifat relativ itu, tetap tidak bisa terbantahkan bahwa ibu adalah sosok yang sangat berarti, sangat berharga dan menjadi sosok gambaran cinta kasih yang sangat nyata dan terbukti serta teruji dalam hidup kita masing-masing.
Segala dasar perbuatan serta perlakuan atas dasar cinta kasih, akar pengetahuan nya kita dapatkan dari ibu, ibu adalah orang yang pertama kali mengajarkan filosofi cinta dan kasih kepada kita, saya percaya dan saya yakin itu adalah teori yang sudah tidak terbantahkan lagi atas dasar apapun.
Terima kasih ibu untuk semua cinta dan kasih yang sudah ibu berikan kepada ku, terima kasih untuk semua perlakuan, jasa, serta pengorbanan yang telah ibu lakukan, aku sadar sampai kapan pun tetap tidak akan pernah bisa terbayarkan, terganti atau terlunaskan, sampai mati pun aku tetap akan takluk dalam segala logika baik dalam hitung-hitungan, analisis pengorbanan dan segalanya yang berkaitan dengan hal itu. Terima kasih untuk itu semua ibu.
Demikian artikel sederhana ini saya tuliskan untuk ibu saya secara khusus dan untuk ibu seluruh dunia.
Terima kasih ibu, Selamat hari ibu untuk semua ibu di dunia ini.
22 Desember 2022
Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H