Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Api Semangat Ibu, Mengubah Lesu Menjadi Semangat Baru

22 Desember 2022   16:49 Diperbarui: 22 Desember 2022   16:59 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ibuku sedang menghadiri acara pernikahan kerabatnya (Sumber: Dokumen Pribadi)

Kadang dalam keheningan, aku berpikir dan mengenang, bagaimana ibuku merawatku dari melahirkan aku ke dunia lewat rahimnya, hingga aku bisa sebesar sekarang, berkerja, membantu menafkahi keluarga, menjalani pendidikan, ya itu semua peran besar dukungan nya ada di ibu, ibuku memang pahlawan nyata yang bisa aku lihat hingga hari ini dan aku bersyukur untuk itu.

Semangat ibuku tak lekang era, menikmati hidup dan menjalaninya, walau kadang sedikit khawatir dan repot soal biaya-biaya, padahal anak-anaknya sudah mampu menanggungnya. Walaupun ibuku kadang cerewet, tapi aku sayang pada ibu.

Mungkin hadiah buat hari ibu yang bisa aku persembahkan adalah artikel ini, karena saat ini kami sedang beda kota, atau mungkin aku nanti akan membelikan makanan lewat aplikasi go-food, beruntung juga hidup di zaman perkembangan teknologi seperti sekarang, apa-apa bisa mudah.

Kegiatan ibuku yang serba sibuk itu, membuat mataku melihat dan menyadari bahwa api semangat ibu, mampu mengubah lesuhku menjadi semangat baru. Malu aku jika aku yang masih berumur muda kalah semangat dengan ibu yang sudah tua, semangat ibu membuat ku semangat juga dalam menjalani hari-hari ku.

Dihari ibu ini, bersyukur juga kompasiana mengingatkan dengan sedikit membuat event seperti ini, membuat saya jadi termotivasi untuk menuliskan gambaran semangat ibu saya, kompasiana memberikan media untuk membuat pikiran aktif dan berkreasi, dan itu sangat membantu, terima kasih kompasiana.

Semangat ibu memang selalu menjadi acuan yang berarti buat saya atau pembaca laninya sebagai anak muda, bayangkan saja, ibu melahirkan anaknya ke dunia mengalami rasa sakit paling dalam di dunia, mengalami pergolakan mental yang sangat berat, membesarkan kita, memberikan kita nutrisi lewat asi, mengajari kita merangkak, menjemur kita saat masih bayi, memandikan kita, menggendong kita, mengayun kita, menyayikan kita sampai kita tertidur lelap, menyuapi kita makanan saat kita merengek nangis karena lapar, memasakan makanan kita, mengajari kita bicara, membaca, berhitung, merawat kita hingga kita dewasa seperti sekarang ini.

Kalau dipikir-pikir, didalami, difilsafatkan, direnungi, memang baru tampak dan terasalah sungguh dalam jasa ibu buat hidup kita, terlepas bagaimana pun sikap ibu kepada kita, atau jika ada hal yang terkadang membuat kita jengkel juga, terlepas dari semua perdebatan yang bersifat relativ itu, tetap tidak bisa terbantahkan bahwa ibu adalah sosok yang sangat berarti, sangat berharga dan menjadi sosok gambaran cinta kasih yang sangat nyata dan terbukti serta teruji dalam hidup kita masing-masing.

Segala dasar perbuatan serta perlakuan atas dasar cinta kasih, akar pengetahuan nya kita dapatkan dari ibu, ibu adalah orang yang pertama kali mengajarkan filosofi cinta dan kasih kepada kita, saya percaya dan saya yakin itu adalah teori yang sudah tidak terbantahkan lagi atas dasar apapun.

Terima kasih ibu untuk semua cinta dan kasih yang sudah ibu berikan kepada ku, terima kasih untuk semua perlakuan, jasa, serta pengorbanan yang telah ibu lakukan, aku sadar sampai kapan pun tetap tidak akan pernah bisa terbayarkan, terganti atau terlunaskan, sampai mati pun aku tetap akan takluk dalam segala logika baik dalam hitung-hitungan, analisis pengorbanan dan segalanya yang berkaitan dengan hal itu. Terima kasih untuk itu semua ibu.

Demikian artikel sederhana ini saya tuliskan untuk ibu saya secara khusus dan untuk ibu seluruh dunia.

Terima kasih ibu, Selamat hari ibu untuk semua ibu di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun