Ya Tuhan, betapa menyedihkan realitas hidup ini
Didalam ruang kosong ini aku menyembah dan berdoa kepadamu
Namun 5 Menit kedepan, aku harus keluar pintu rumah kuÂ
Dan menghadapi dunia lagi
Meditasi terdalam akhirnya harus diuji lagi pada realitas hariÂ
Per detik kami melayang, hilang ntah kemanaÂ
Per menit bisa jadi kami harus membuat keputusanÂ
Per jam bisa jadi kami salah terusÂ
Betapa menyedihkan realitas itu
Malam menjelang, atau pagi yang benar-benar hening, kita berbicara lagiÂ
Aku menangis... Aku sedih... Melihat realitas itu
Aku ingin tinggal dalam ruang kosong ini saja, tidak meninggalkan obrolan kita
Ngeri benar apa yang terjadi
Setelah langkah kaki harus melewati pintu rumah ituÂ
Disambut hari-hari, pertanyaan yang menuntun jawab
Keadaan yang memaksa kerja, pasrah, marah, hina
Ngeri benar setelah kutinggalkan ruang kosong ini bersama muÂ
Apakah ini saja?, yang harus dan memang harus kami lalui sepanjang hidup kami?
Aku hanya ingin cukup, bersama tanah sepetak dibelakang rumahÂ
Kelak tempat ku melihat ayam bertelur, atau ikan berenang, atau menanam sawi hijau
Tuhan...
Sungguh kontras, realitas dan jiwaÂ
Tubuh dan rohÂ
Kuatkan kami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI