Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Lahirnya Pancasila dan Kejeniusan Pemikiran Bung Karno

26 November 2022   11:32 Diperbarui: 26 November 2022   11:42 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelahiran Panca Sila menjadi salah satu bukti sejarah pemikiran besar bangsa ini, pemikiran bung karno tentang dasar negara ternyata sudah lama dipikirkan nya sejak tahun 1918, dikutip dan dijelaskanya pada saat pidato 1 juni 1945 dalam sidang dokuritsu junbi cosakai atau sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). 

Dalam pidato inilah Bung Karno sang penyambung lidah rakyat melahirkan dasar negara Panca Sila. Panca yang artinya 5, dan Sila yang artinya dasar. Jadi Panca Sila adalah 5 Dasar. Yang kini menjadi dasar negara kita. dalam pidato 1 juni yang saya baca, bung karno menyebut ini sebagai philosofische grondslag atau fundamental, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk Indonesia merdeka.

Dalam pidatonya saya mengambil kesimpulan bahwa bung karno mengingankan konsep bahwa indonesia harus merdeka dulu baru kemudian perbaikan-perbaikan tentang manusia pada bangsa itu berjalan dalam jembatan kemerdekaan yang disebut jembatan emas oleh bung karno. 

Dalam pidatonya bung karno banyak mengambil contoh dari ibn.saud si raja saudi yang pertama, yang disebut bung karno mendirikan arab saudi dalam 6 malam di kota riad, bung karno juga mengutip lenin dalam mendirikan soviet. Bung karno berprinsip jikalau suatu negara yang ingin merdeka rakyatnya haruslah bisa membaca, berhitung, menulis dan lain-lain dulu, maka sampai ke liang lahat pun indonesia tidak akan merdeka, begitulah konsep bung karno dalam memandang kemerdekaan bangsa pada pidatonya.

Jika anda membaca pidato 1 juni 1945 ini maka akan tampak dangan sangat jelas lah kejeniusan bung karno dalam memikirkan konsep bangsa, dengan pidato nya yang menggabungkan antara, filosofi, comedy, prinsip dasar, konsep, kekuatan retorika, sumber buku bacaan, tokoh-tokoh dunia, semua ini menunjukan kecerdasan pengetahuan Bung karno yang sangat luas. 

Saya tentu saja tidak dapat merangkum dengan lengkap mengenai kekaguman saya setelah membaca naskah pidato 1 juni ini, namun membekas dalam ingatan saya, bahwa bung karno bukan saja menawarkan konsep Panca sila sebagai filosfi negara, dia juga memikirkan opsi lain dan menawarkanya kepada seluruh peserta sidang BPUPKI pada saat itu tentang pengerucutan ide Panca sila apabila peserta sidang kurang setuju dengan 5 konsep dasar itu.

Bung karno memerasnya kembali kedalam Tri Sila, yakni Sosio-nasionalis, Sosio-Demokratis dan Ketuhanan. Apa bila masih kurang setuju juga bung karno menyediakan opsi cadangan lagi yakni Eka Sila, yakni satu dasar, konsep Gotong royong. Begitu luas pemikiran bung karno dalam memikirkan serta meyakinkan bahwa Sumatera, jawa, sunda, borne dll merupakan satu bangsa, yakni Bangsa Indonesia.

Hingga pada akhirnya kita ketahui bersama bahwa Panca Sila yang menjadi kesepakatan para pendiri bangsa kita mengenaik konsep dasar negara kita. Sungguh anugrah YME untuk kecerdasan beliau, Sang singa podium, peyambung lidah rakyat, dan Pemikir besar bangsa ini. 

Namun tentu saja bukan bung karno saja yang memberikan ide dan keringat untuk melahirkan pemikiran pancasila, saya meyakini sebelum itu juga bung karno banyak berdiskusi kepada founding father's saat itu, seperti bagaimana ia menyebutkan nama-nama dalam pidatonya  seperti, Soetardjo, Ki bagoes hadikoesemo, Mohd.Yamin, Ki Hajar Dewantara, Sanoesi, Abikoesno, Lim koen hian dan lainya. 

Saya berharap semoga bangsa ini kelak melahirkan Bung Karno-Bung Karno yang baru. Semoga beliau tenang di surga.

Demikian artikel ini saya tulis, mohoh maaf apabila ada kesalahan dalam penyebutan nama dan lainya, Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun