Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Bahagiamu Bukan Aku, Oke, Aku akan Menghilang Saja

17 November 2022   17:41 Diperbarui: 17 November 2022   17:45 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seketika suara isak tangis pecah diruang tunggu unit gawat darurat, "anak kuuuu." teriak ibu arga. disertai suara tangisan seluruh keluarga. 

Keesokan harinya mayat arga langsung dibawa keluarga pulang kerumah, untuk diadatkan dan kemudian untuk dimakamkan di kampung mereka di laguboti. Acara pemakaman pecah dengan isak tangis keluarga, teman, kolega, dan saudar-saudara arga lainya.

1 minggu kemudian, setelah pemakaman...

Rani mencoba membuka blok semua sosmed yang terhubung ke arga dan mencoba menghubungi nya lewat Whatsapp, namun nomor arga yang dihubungi rani sudah tidak aktif.

Rani pun sangat penansaran karena semua medsos arga sudah tidak aktif lagi, akhirnya rani memutuskan untuk datang kerumah arga langsung. Dan sesampainya dirumah arga, rani mencoba memanggil arga..

Adik arga yang paling kecil kemudian keluar menjawab panggilan itu, lalu kemudian mengajak rani duduk di bangku teras rumah.

"Kak, bang arga udah ga ada... kemarin kecelakaan" ujar adik arga ke rani.

"hah, apasih dek, jangan becanda lah, mana abang arga nya, dirumah dia?" jawab rani tidak percaya

"hmm, yaudah masuk aja kak tanya sendiri sama mama." jawab adir arga yang malas meladenin rani dan kemudian langsung masuk kembali ke kamarnya.

Rani pun mulai takut dan cemas, kemudian langsung masuk ke rumah dan menanyai keberadaan arga kepada ibunya yang sedang duduk diruang tamu.

Kemudian suasana hening, lalu isak tangis ibu arga pecah kembali, dan mengatakan kepada rani bahwa arga sudah tidak ada, dan sudah dikuburkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun