Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rasio adalah Palsu, Batin Dalam Jiwa adalah Inti

9 November 2022   14:00 Diperbarui: 9 November 2022   15:07 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi marah dengan keadaan, muda dan hilang kesabaran, bertingkah bodoh, menyesal, kemudian mengulanginya lagi

Semua orang mau kita marahi, kita merasa paling benar, paling hebat, paling kuat, paling pintar, paling cerdas, paling segalanya

Sungguh memuakan melewati masa-masa yang bodoh, dengan cara yang bodoh

Tergantung sudut pandang, ada yang mengatakan masa muda adalah masa emas, namun bagi sebagian orang itu masa bodoh

Artinya apa, tidak ada yang absolut benar pada manusia, semua bersikap, bertindak, sesuai pengetahuan dan pengalamanya

Kita tidak bisa sepenuhnya berharap pada manusia, bahkan kita tidak bisa berharap pada diri sendiri, rasio hanya menyelamatkan logika, tidak dengan batin

Kekacauan semakin terlihat saat semua keadaan saling menghancurkan, ada pepatah "semakin tinggi pohon, semakin kencang angin akan menerpa", pertanyaan nya dalam hidup, siapa yang akan menjadi angin? 

Kita mengacau makna dengan berpikir bahwa angin adalah orang lain, padahal itu kita sendiri

Batin adalah akar, tubuh hanya ilusi, keinginan daging adalah memenuhi hasrat logika

Jiwa tidak terlihat, dia diam dalam meditasi paling dalam

Saat dekat dengan langit, dia akan bangkit mengambil alih, sekali lagi batin yang terpenting

Manusia benar-benar akan menghancurkan jika kita berharap bahagia batin kita ada padanya, tidak saya katakan demikian

Tapi tetap berharap juga, bodoh saya katakan demikian, faktanya iya

Sedih, memang harus begitu, hidup adalah kumpulan kesedihan

Sejatinya bahagia yang lahir dari sedih, atau sedih yang lahir dari bahagia? 

Pertanyaan dalam, tidak bisa dijawab rasio, rasio adalah palsu, karena batin didalam jiwa lah yang mampu membaca yang lebih kecil dari atom 

Partikel terkecil sampai tak ada alat yang mampu melihat nya, adakah yang mampu melihat jiwa?

Ilmu pengetahuan coba memecahkanya, namun jika dengan rasio semua nya hanya kekaburan

Jiwa mu yang terpenting, uang hanyalah kepalsuan, kekayaan hanyalah roda yang berputar, kepuasan hanyalah rasio dari daging, kecerdasan hanya kepalsuan yang menyiksa

Hakikat bahagia adalah menyenangi jiwa

Hakikat bahagia hanyalah menembus batin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun