Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Membandingkan Fenomena Hacker Bjorka dengan Edward Snowden

13 September 2022   23:49 Diperbarui: 13 September 2022   23:50 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hacker Bjorka, sumber : Riau24.com

Hacker bjorka kini semakin terkenal dikarenakan data yang diretas adalah data yang tidak bisa diakses oleh orang awam, bjorka seolah menjadi pahlawan ditengah rasa kepercayaan rakyat terhadap pemerintah yang mulai hilang.

Namun, apakah sebabnya sebagian banyak rakyat mendukung bjorka padahal data yang diretas bjorka termasuk data masyarakat juga.

Jawabannya sederhana, karena bjorka mewakili rasa derita yang seragam diterima rakyat akibat dari kebijakan pemerintah yang dinilai semakin menyusahkan rakyat.

Hal ini sebetulnya sangat buruk kalau dipandang dari segi keamanan data, jika bjorka mampu mengacak-acak data pemerintah dan pemerintah tampak tak berdaya dalam menghadapinya, itu artinya data masyarakat juga tak mampu dilindungi dengan baik oleh pemerintah.

Pasalnya bagaimana rakyat akan percaya pada tingkat keamanan data digital masyarakat, sedangkan data pemerintahan saja bisa dengan mudah diretas oleh bjorka, yang tentu saja kelas datanya sangat rahasia.

Fenomena hacker bjorka ini mengingatkan kita pada fenomena Edward snowden yang membocorkan data kegiatan rahasia salah satu badan intelijen amerika serikat yaitu NSA (National Security Agency).

Dalam sudut pandang yang diambil rakyat dari kisah snowden, sebagian rakyat pro terhadap snowden dan menganggap snowden sebagai pahlawan, sama seperti fenomena bjorka saat ini. Begitu juga sebagian rakyat amerika yang menganggap snowden merupakan pembelot.

Namun tiba disatu poin dimana mereka berbeda soal identitas, Edward snowden membocorkan rahasia NSA dengan metode terbuka dan menunjukan identitas nya secara terbuka, berbeda dengan fenomena bjorka yang sampai hari ini belum ada satupun yang mampu mengungkap identitas aslinya.

Baik pemerintah atau masyarakat, ataupun bjorka itu sendiri yang mengungkapkan identitas dirinya.

Namun sangat jelas juga bjorka tidak akan membuka identitas dirinya sendiri pasalnya saat ini tentu saja dirinya menjadi incaran bagi banyak orang dari segala jenis instansi, koorporasi atau organisasi dengan tujuan apapun untuk membongkar dan menangkap bjorka.

Bagaimanapun saat ini bjorka mendapat perhatian dari masyarakat ataupun pemerintah Indonesia, belum diketahui motif sesungguhnya dari bjorka, namun tetap saja pada faktanya ada data yang dibocorkan bjorka.

Kalau data digital ada yang bocor apalagi setingkat data rahasia negara, tentu saja bjorka bukan merupakan hacker kacangan, tentulah bjorka merupakan hacker yang terlatih. Entah itu bjorka merupakan kelompok atau perseorangan saja.

Banyak spekulasi yang belum terjawab tentang bjorka, namun bjorka dinilai masyarakat banyak mewakili perasaan masyarakat saat ini. Oleh karena itu bjorka terus ditunggu-tunggu aksinya oleh masyarakat.

Logika ini cukup berbahaya namun terus mengusik curiositas masyarakat sekaligus para pakar IT di Indonesia untuk mencari tahu siapa dan apa motif dari bjorka sesungguhnya dalam mengacak-acak perpolitikan di Indonesia.

Terlepas dari itu semua, penulis sangat berharap bahwa rakyat dan pemerintah  Indonesia akan mencapai situasi mediasi yang baik antara keduanya.Membandingkan Fenomena Hacker bjorka Dengan Edward Snowden

Hacker bjorka kini semakin terkenal dikarenakan data yang diretas adalah data yang tidak bisa diakses oleh orang awam, bjorka seolah menjadi pahlawan ditengah rasa kepercayaan rakyat terhadap pemerintah mulai hilang.

Namun, apakah sebabnya rakyat mendukung bjorka padahal data yang diretas bjorka termasuk data masyarakat juga.

Jawabannya sederhana, karena bjorka mewakili rasa derita yang seragam diterima rakyat akibat dari kebijakan pemerintah yang dinilai semakin menyusahkan rakyat.

Hal ini sebetulnya sangat buruk kalau dipandang dari segi keamanan data, jika bjorka mampu mengacak-acak data pemerintah dan pemerintah tampak tak berdaya dalam menghadapinya, itu artinya data masyarakat juga tak mampu dilindungi dengan baik oleh pemerintah.

Pasalnya bagaimana rakyat akan percaya pada tingkat keamanan data digital masyarakat, sedangkan data pemerintahan saja bisa dengan mudah diretas oleh bjorka, yang tentu saja kelasnya sangat rahasia.

Fenomena hacker bjorka ini mengingatkan kita pada fenomena Edward snowden yang membocorkan data kegiatan rahasia salah satu badan intelijen amerika serikat yaitu NSA (National Security Agency).

Dalam sudut pandang yang diambil rakyat dari kisah snowden, sebagian rakyat pro terhadap snowden dan menganggap snowden sebagai pahlawan, sama seperti fenomena bjorka saat ini. Begitu juga sebagian rakyat amerika yang menganggap snowden merupakan pembelot.

Namun tiba disatu poin dimana mereka berbeda soal identitas, Edward snowden membocorkan rahasia NSA dengan metode terbuka dan menunjukan identitas nya secara terbuka, berbeda dengan fenomena bjorka yang sampai hari ini belum ada satupun yang mampu mengungkap identitas aslinya.

Baik pemerintah atau masyarakat, ataupun bjorka itu sendiri yang mengungkapkan identitas dirinya.

Namun sangat jelas juga bjorka tidak akan membuka identitas dirinya sendiri pasalnya saat ini tentu saja dirinya menjadi incaran bagi banyak orang dari segala jenis instansi, koorporasi atau organisasi dengan tujuan apapun untuk membongkar dan menangkap bjorka.

Bagaimanapun saat ini bjorka mendapat perhatian dari masyarakat ataupun pemerintah Indonesia, belum diketahui motif sesungguhnya dari bjorka, namun tetap saja pada faktanya ada data yang dibocorkan bjorka.

Kalau data digital ada yang bocor apalagi setingkat data rahasia negara, tentu saja bjorka bukan merupakan hacker kacangan, tentulah bjorka merupakan hacker yang terlatih. Entah itu bjorka merupakan kelompok atau perseorangan saja.

Banyak spekulasi yang belum terjawab tentang bjorka, namun bjorka dinilai masyarakat banyak mewakili perasaan masyarakat saat ini. Oleh karena itu bjorka terus ditunggu-tunggu aksinya oleh masyarakat.

Logika ini cukup berbahaya namun terus mengusik curiositas masyarakat sekaligus para pakar IT di Indonesia untuk mencari tahu siapa dan apa motif dari bjorka sesungguhnya dalam mengacak-acak perpolitikan di Indonesia.

Terlepas dari itu semua, penulis sangat berharap bahwa rakyat dan pemerintah  Indonesia akan mencapai situasi mediasi yang baik antara keduanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun