Belum lagi pulih dari akibat pandemi covid-19 kita sudah dihantam lagi oleh berbagai badai masalah yang datang, inflasi meningkat, kemiskinan meningkat dan bertambahnya pengangguran akibat dari banyak pekerja yang dirumahkan sewaktu covid mengganas.
Tahun 2020 sewaktu berita tentang covid-19 sedang hangat-hangat nya, semua kondisi memburuk, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) jatuh ke titik terendahnya dalam beberapa tahun terakhir, sempat menyentuh di level 4100.
Harga-harga saham yang diperdangkan pun turun tajam, akibatnya banyak orang yang menjual saham nya dikarenakan harga saham yang mereka pegang terus mengalami penurunan, contohnya saja saham bank BRI (BBRI) yang sempat turun jauh sampai ke level 2100 pada bulan mei 2020
Apabila seseorang saat itu membeli saham BBRI dengan modal 50 juta di harga 2100 maka saat ini uangnya sudah 100 juta lebih karena keuntungannya sudah mencapai 100% lebih karna per artikel ini dibuat harga saham BBRI adalah 4450.
Hanya dalam kurun waktu tidak sampai 3 tahun uang yang tadi diinvestasikan ke saham berlipat ganda 100% lebih, sungguh kesempatan cemerlang apabila seseorang yang saat itu membeli saham dan memegang nya sampai hari ini.
Saya banyak belajar dari nasihat-nasihat pak lo kheng hong, warren buffet, Charlie munger, peter lych, saya juga mencoba membaca buku karya Benjamin Graham yang berjudul "The Intelligent Investor" banyak hal yang saya belajar hanya bermodalkan Youtube dan buku.
Namun saya sampai saat ini masih dalam tahap amatir dan masih belajar juga, saya harap pembaca artikel ini juga mau sama-sama menjadi teman saya untuk belajar tentang investasi saham di pasar modal.
Karena kalau pasar modal kita maju, maka ekonomi negara ini juga akan turut berkembang dan IHSG kita juga akan terus ikut bertumbuh.Semakin banyak masyarakat yang melek investasi saham, maka akan semakin sejahteralah iya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H