Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rakyat Kecil Tidak Peduli Berita Keberhasilan Negara, Mereka Hanya Perlu Pekerjaan, Harga Bahan Pokok Turun dan Keadilan, Itu Dulu!

29 Agustus 2022   17:04 Diperbarui: 30 Agustus 2022   07:35 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2022 merupakan tahun yang cukup berat, berkaitan dengan masa pemulihan pasca covid 19, belum lagi kita dihadapkan pada banyak tanangan baru seperti konflik Russia dan ukraina, tingkat inflasi yang naik, harga bahan-bahan pokok naik, BBM naik, semua tampak seperti badai gelap yang membuat kita takut,cemas dan hilang harapan. Kemiskinan terus meningkat, kelaparan terjadi dimana-mana, kesenjangan semakin melebar.

Belum lagi kondisi iklim global yang semakin memburuk, tahun ini seakan menjadi tahun tantangan yang berat melihat semua variabel yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat dunia semakin memburuk.

Saya sebagai rakyat kecil merasa bahwa kondisi global saat ini sangat mempengaruhi keadaan masyarakat di Indonesia saat ini, terutama pada harga bahan-bahan pokok yang meningkat tajam, hal ini menyebabkan tukang nasi goring mengeluh karna harga cabai, telur dan minyak naik tak kunjung turun, begitu pula dengan tukang gorengan, ibu-ibu rumah tangga. 

Mereka harus terus memutar otak untuk membuat dagangan nya tetap laku, sehingga kehidupan tetap berlangsung, untuk menaikkan harga secara tiba-tiba mereka tidak bisa, karena takut kalah saing dengan penjual yang lain dan juga gaji masyarakat yang membeli degangan nya tak kunjung naik, alias segitu-segitu saja, malah akibat dampak covid kemarin jadi banyak yang kehilangan pekerjaan akibat pengurangan jumlah pekerja dari kantor mereka masing-masing, keadaan seperti ini seolah membuat masyarakat kecil semakin tercekik.

Saya sangat sedih mendengar kabar teman-teman yang sedang berkuliah karena mereka tertekan tidak bisa bayar uang UKT akibat dari orang tua mereka banyak yang di phk dari pekerjaan mereka, saya juga sendih mendengar kabar kawan-kawan yang masih menggangur yang tak kunjung dapat pekerjaan, ini membuat keadaan semakin kacau, perihal akan menyambung ke tingkat kriminal yang akan meningkat tentu itu tinggal menunggu saja seperti bom waktu pasti itu akan berkorelasi di masa mendatang.

Semua pusing, banyak yang frustasi, bagaimana keadaan kacau seperti ini akan diperbaiki, kapan badai ini akan berlalu? Perut rakyat semakin lapar, logikanya semakin tergurus, berakibat akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak rasional, kekacauan demi kekacauan semakin bertumpuk di benaknya, bibir yang kering, keringat yang dingin mengucur terus, mereka hanya butuh jalan keluar, mereka hanya butuh kerja, mereka hanya butuh makan, mereka hanya butuh uang untuk membeli beras, telur dan garam. 

Mereka tidak perlu artikel, mereka tidak peduli dengan berita, mereka tidak peduli dengan politik, keadaan dunia yang akan hancur tidak peduli, mereka butuh pekerjaan, mereka butuh makan, mereka butuh modal, mereka buth kesempatan, mereka butuh pelatihan ketrampilan gratis dari pemerintah agar punya bekal yang bisa dijual.

Kegilaan ini semakin menjadi gila, apabila mereka mendengar di media tentang pendapatan negara Quartal 2 surplus sekian triliun, tetapi mereka tidak bisa memberi makan anaknya, mereka akan semakin menjadi gila mendengar berita tentang DPR yang ingin mengganti gorden kantornya dengan biaya 80 miliar, mereka tidak peduli dengan berita jendral yang menembak ajudan ya di rumah dinasnya, mereka tidak peduli kondisi ketenggang antara Cina dan Taiwan, mereka tidak peduli dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar, mereka tidak peduli The FED menaikan sekian persen suku bunga.

Mereka hanya perlu pekerjaan, uang untuk bertahan hidup dan makanan, karena mereka hanya perlu tahu itu dulu, mereka tidak peduli pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5%, mereka tidak peduli itu, ibu-ibu rumah tangga miskin yang sedang masak di dapur hanya peduli kapan harga minyak,cabai, telur beras bisa turun. Mereka hanya peduli itu.

Sumber : Liputan6.com
Sumber : Liputan6.com

Ada tiga hal yang paling diperlukan rakyat saat ini, per artikel ini diterbitkan :

1. Pekerjaan

Mereka hanya butuh pekerjaan, sesegera mungkin supaya mereka bisa mendapatkan gaji dan bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak nya atau biar mereka tidak menggangur dan melamun saja dirumah dan akan tragis berakhir di jeruji penjara.

2. Harga Bahan-bahan pokok turun dan kembali stabil

Mereka tidak peduli siapa menteri perdagangan nya, dari partai mana, berapa kali di reshuffle, mereka tidak peduli. Yang mereka perlu harga minyak turun lagi jadi 14 ribu, harga cabai tidak meroket sampai 100 ribu, mereka hanya butuh itu tidak banyak yang mereka minta dari negara, hanya itu.

3. Keadilan akses hukum dan akses kesehatan

Masyarakat harus diajari bahwa mereka semua berhak menuntut dan dilayani dalam akses memperoleh keadilan, mereka harus diberitahu dan diajari bahwa melapor ke kantor polisi itu tidak bayar dan mereka tidak perlu takut, mereka yang sakit harus segera dirawat kerumah sakit tanpa ketakutan mengenai biaya perobatannya, mengenai biaya rawat inap ya, mereka harus mendapat akses kesehatan yang dilayani dengan baik tanpa membedakan ini pasien berbayar dan ini pasian bpjs, semua harus adil dan mendapatkan akses dan pelayanan yang sama.

Banyaklah hal yang masih diperlukan rakyat kecil, namun saya memperhatikan bahwa 3 Poin inilah yang saat ini sangat diperlukan dan harus segera ditindak lanjuti pihak yang berwenang dan memiliki kuasa untuk melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun