Mohon tunggu...
Tegar Prasetyo
Tegar Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain Game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rangkuman dan Artikel: Pemahaman Laporan Keuangan, Aset, dan Kewajiban dalam Manajemen Keuangan

19 September 2024   07:40 Diperbarui: 19 September 2024   07:46 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laporan Keuangan: Siapa yang Berhak Memanfaatkannya?

Laporan keuangan, terutama neraca, merupakan sumber informasi penting bagi berbagai pihak. Pengguna laporan keuangan mencakup manajemen keuangan, calon investor, akuntan, kreditur, wirausahawan, karyawan, pemerintah, dan publik. Mereka memanfaatkan laporan ini untuk menilai kinerja keuangan dan kesehatan suatu perusahaan. Sebagai contoh, investor menggunakan laporan keuangan untuk menilai potensi pengembalian investasi, sementara kreditur menggunakannya untuk menentukan kemampuan perusahaan melunasi utang.

Manajemen Aset dalam Menghadapi Permasalahan Aset

Permasalahan yang muncul pada aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, dan aktiva tak berwujud dapat diatasi dengan manajemen aset yang tepat. Langkah-langkah penting yang dapat diambil perusahaan adalah memonitor aset, membuat jadwal arus kas, menentukan penanggung jawab aset, dan mempelajari depresiasi aset. Manajemen aset yang baik membantu perusahaan menjaga nilai aset dan memastikan aset tersebut memberikan manfaat ekonomi yang maksimal.

Contoh masalah yang umum terjadi adalah manajemen aset yang tidak terstruktur atau pemeliharaan aset yang berlebihan. Tujuan dari manajemen aset adalah menjaga aset tetap produktif, memastikan aset digunakan dengan efisien, dan menjaga nilainya.

Mengapa Kas Ditempatkan di Awal Neraca?

Kas ditempatkan di awal neraca karena merupakan aset paling likuid, yang dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Dalam hal ini, prinsip likuiditas digunakan untuk menyusun neraca berdasarkan seberapa cepat suatu aset dapat diubah menjadi uang tunai. Aset seperti piutang atau gedung membutuhkan waktu lebih lama untuk dicairkan, sementara kas tersedia dengan segera.

Aktiva: Semakin Banyak, Semakin Baik?

Aktiva adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan dan memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi. Semakin besar jumlah aktiva, semakin baik potensi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Namun, aktiva yang besar tidak selalu berarti baik jika perusahaan tidak mengelola asetnya dengan efisien atau jika sumber aktiva tersebut berasal dari utang yang tinggi. Efisiensi penggunaan aset dan struktur modal sangat penting dalam menilai kualitas aktiva yang dimiliki.

Risiko Kewajiban dalam Neraca Keuangan

Kewajiban, baik kewajiban lancar, jangka panjang, atau kewajiban lainnya, mengandung berbagai risiko yang harus dikelola dengan hati-hati. Kewajiban lancar memiliki risiko pada likuiditas perusahaan, sementara kewajiban jangka panjang berisiko meningkatkan beban keuangan jika perusahaan tidak mampu melunasinya. Kewajiban lain seperti pajak dan bonus karyawan juga memiliki risiko, termasuk risiko likuiditas dan kurangnya transparansi. Begitu juga dengan utang distributor, yang dapat menimbulkan beban keuangan tinggi jika perusahaan tidak mampu membayarnya tepat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun