Ditinjau dari aspek sosiologi, bahwa manusia hidup dalam satu wadah yang disebut masyarakat. Manusia merupakan makhluk social, yang artinya adalah manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain atau orang di sekitarnya. Sifat kooperatif antar warga masyarakat bisa diperoleh melalui jalur sosialisasi, dan dalam konteks ini agama berfungsi sebagai sumber utama proses sosalisasi yang dimaksud. Oleh karena itulah, agama memberikan sokongan psikologis,yang mana agama selain membantu orang dari kebingungan dunia dan  menawarkan jawaban tentang berbagai permasalahan, dan juga memberikan kekuatan moral. Untuk menjalani kehidupan, manusia perlu bekal disetiap langkahnya, baik bekal Psikologis, Agamis, dan Sosialis. Agamis bisa didapatkan dengan mempelajari ajaran ajaran agama (islam), sedangkan Sosialis bisa didapatkan dengan bergaul dan berinteraksi terhadap lingkungan. Penerapan nilai nilai islam terhadap kehidupan sosial perlu sekali agar tidak berlawanan dengan ajaran islam.
Dalam menajalani kehidupan, bahwasanya manusia tidak hanya sekedar hidup saja namun perlu bimbingan ataupun ajaran yang bertujuan untuk mengarahkan kepada hal hal yang baik dalam kehidupan. Bimbingan yang sangat penting dipegang oleh setiap insan yaitu bimbingan agamis, baik nilai nilai islam dan ajaran agama. Nilai dan ajaran islam sangatlah penting untuk menunjang kehidupan manusia, karena dari ajaran agama setiap insan bisa mengolah mana yang baik dan buruk untuk diterapkan dalam kehidupan. Islam harus dihadirkan di dalam semua jenis kegiatan sehari-hari. Islam tidak hanya menjawab persoalan ritual dan atau melihat sesuatu dari aspek fiqhnya, melainkan akan menjawab perbagai persoalan luas secara tidak terbatas yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari oleh siapapun, di manapun, dan kapanpun. Maka, sebuah proyek disebut telah dikerjakan secara Islami manakala diawali dengan niat yang tepat, dikerjakan dengan jujur, sabar, ikhlas, istiqomah, memilih pendekatan atau cara terbaik, hingga akhirnya pekerjaan itu disebut sebagai sebuah amal shaleh. Agar Islam sebagaimana sifatnya, menjadi tetap relevan dengan kehidupan modern dan sosial, maka yang diperlukan adalah menangkap makna Islam itu sendiri dalam konteks yang luas, seluas wilayah kehidupan itu sendiri. Hal demikian itu sebenarnya mudah, tetapi tidak semua orang berani melakukannya. Kekhawatiran itu juga tidak selalu salah, maka dilihat dari aspek psikologis, ialah bahwa dalam hal yang menyangkut agama atau keyakinan, maka harus dilakukan dengan kehati-hatian. Nilai islam perlu sekali dimiliki dan dipelajari oleh setiap insan supaya tidak salah dalam bersosialisasi atau bertindak, perlu juga supaya tindakan atau kalimat yang diucapkan tidak menyinggung orang lain, nilai nilai islam yang bisa kita terapkan bisa kita temui di beberapa sumber ajaran islam, diantaranya Al Qur'an dan Hadis. Maka dari itu sangatlah perlu bagi setiap insan untuk mempelajari nilai nilai islam dan meimplementasikanm dalam kehidupan sosial, supaya tidak salah dalam bertindak dan tetap pada ajaran agama.
Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial, maka pada setiap masyarakat mempunyai nilai-nilai sosial yang mengatur tata nilai di dalam masyarakat tersebut. Termasuk di dalam nilai-nilai sosial ini tata susila serta adat kebiasaan. Nilai-nilai sosial ini merupakan ukuran-ukuran di dalam menilai tindakan dalam hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, tujuan nilai-nilai sosial ialah untuk mengadakan tata atau ketertiban. Tata ini hanya mungkin terwujud jika nilai-nilai sosial ini mempunyai wadah untuk menegakkannya. Wadah dimaksud ialah struktur atau susunan masyarakat.
Meskipun sudah memiliki nilai-nilai sosial, namun pada kenyataannya sering sekali muncul masalah-masalah sosial di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan nilai nilai islam dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor ekonomis, biologis, psikologis, dan kebudayaan. Problem-problem yang berasal dari faktor ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran, kejahatan dan sebagainya. Problem yang berasal dari faktor biologis misalnya penyakit. Problem dari faktor psikologis timbul persoalan seperti gangguan kesehatan. Sementara persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan, konflik sosial dan keagamaan bersumber pada faktor budaya. Jika menyinggung dari Faktor Ekonomis, yaitu kemiskinan, pengangguran dan kejahatan. Sering kali terdengar pengangguran membuat resah atau membuat ulah kejahatan dan kriminalitas. Hal itu terjadi pastinya akibat kurangnya pengaruh ajaran agama dan nilai nilai agama islam yang tidak tertanam pada diri orang tersebut, sehingga tidak ada sama sekali rasa takut untuk melakukan kriminalitas atau kejahatan. Maka sebab itu pentingnya moral dan ajaran agama dalam diri seseorang untuk kehidupannya supaya tidak merugikan orang lain dan diri sendiri. Mengenal dan mempelajari nilai nilai islam bisa dilakukan mulai dari lingkungan keluarga, mulai dari diri seseorang saat kecil, anak anak, remaja atau usia muda sebelum seseorang beranjak dewasa. Sehingga seseorang yang mempelajari ajaran agama sejak kecil akan terbiasa memegang ajaran dan nilai islam dimanapun ia berada dan sampai kapanpun akan tertanam didalam diri seseorang. Ketika seseorang sudah mampu memahami nilai nilai islam maka perlu juga memahami nilai nilai sosial, karena kedua nilai tersebut sangat berkaitan dalam tatanan kehidupan sosial. Memadukan nilai nilai islam dengan nilai nilai sosial juga sangat penting, dalam berkehidupan sosial setiap manusia perlu sekali didasarkan oleh ajaran agama dan nilai islam, tanpa ajaran dan nilai islam didalam diri seseorang akan terasa mentah kehidupan sosialnya, begitupun sebaliknya jika hanya didasarkan kepada nilai nilai sosial tanpa adanya ajaran agama islam, maka pola kehidupan manusia akan terasa kurang matang. Karena ketika manusia saling berinteraksi antara satu sama lain, mereka harus sama sama memiliki sikap yang baik dan perilaku yang sopan, agar tidak ada konflik antar sesama. Oleh karena itu perpaduan Nilai Nilai Islam dan Nilai Nilai Sosial sangat penting peran nya bagi kehidupan manusia.
Oleh karena itulah, agama memberikan sokongan psikologis,yang mana agama selain membantu orang dari kebingungan duni dan  menawarkan jawaban tentang berbagai permasalahan, dan juga memberikan kekuatan moral. Sehubungan dengan fungsi agama yang begitu besar dalam keharmonisan hidup bermasyarakat maka agama harus dipelajari. (J. Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, 2004)
Ahli-ahli  sejarah  agama  berpendapat  bahwa  manusia  itu  menurut  wataknya  suka beragama. Naluri suka beragama dan suka memikirkan Tuhan selalu kelihatan pada tiap- tiap masyarakat  manusia.  Oleh  karena  itu,  kalau  dalam  masyarakat  ada  oknum-oknum  atau kelompok-kelompok manusia yang mengingkari adanya Tuhan atau berusaha memberantas agama, maka hal itu berarti bahwa mereka melawan naluri yang ada pada diri mereka sendiri. (Mukti Ali dkk, 1998)
Daftar Pustaka
Jempa, N. (2018). Nilai-Nilai Agama Islam. In Jurnal Pedagogik. download.garuda.kemdikbud.go.id. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1855071&val=7981&title=NILAI- NILAI AGAMA ISLAM
Wardi, M. (2012). Penerapan Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Perubahan Sosial Remaja. In TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam. ejournal.iainmadura.ac.id. http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris/article/download/377/366
Suheli, A. (2021). Realisasi Agama Islam dalam kehidupan sosial. osf.io. https://osf.io/u7nam/download
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H