Disusun Oleh : Anisa Dwi Anggraeni, Febyanti Nur Aini, Tegar Kurniawan
Prodi Manajemen Universitas Duta Bangsa Surakarta
Pendahuluan
Di era globalisasi dan revolusi industri 4.0, mahasiswa menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi, perubahan dinamika pasar tenaga kerja, dan kebutuhan akan inovasi menuntut lulusan perguruan tinggi untuk tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki keterampilan hidup (life skill) yang mumpuni. Keterampilan hidup, seperti berpikir kritis, kreativitas, kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan kemampuan berkomunikasi, menjadi aspek penting dalam menentukan keberhasilan individu dalam berbagai bidang.
Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bertujuan untuk menjawab tantangan tersebut dengan memberikan mahasiswa kesempatan untuk belajar melalui pengalaman langsung (experiential learning). Salah satu program unggulan MBKM adalah Wirausaha Merdeka, yang dirancang untuk mendorong pengembangan keterampilan kewirausahaan sekaligus membangun keterampilan hidup mahasiswa. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan wirausaha, mengelola bisnis, dan mengatasi berbagai tantangan nyata yang relevan dengan dunia kerja.
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia mendukung penuh pelaksanaan program Wirausaha Merdeka. Program ini diintegrasikan ke dalam kurikulum untuk memberikan pengalaman belajar yang berbasis praktik kepada mahasiswa. Melalui program ini, UMS tidak hanya mendorong mahasiswa menjadi wirausaha muda yang inovatif tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan hidup yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks.
Namun, implementasi program Wirausaha Merdeka tidak terlepas dari berbagai tantangan. Beberapa mahasiswa menghadapi kendala dalam mengelola waktu antara kegiatan akademik dan bisnis. Selain itu, keterbatasan modal awal serta kurangnya akses ke pasar dan jaringan bisnis menjadi hambatan yang sering ditemui. Meski demikian, peluang besar juga muncul, seperti dukungan dari universitas, kolaborasi dengan sektor industri, dan pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran produk mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana program Wirausaha Merdeka di Universitas Muhammadiyah Surakarta berkontribusi terhadap pengembangan life skill mahasiswa. Artikel ini juga akan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi serta memberikan rekomendasi untuk optimalisasi program di masa depan.
Konsep Life Skill dan Pentingnya Bagi Mahasiswa
Menurut World Health Organization (WHO, 1997), keterampilan hidup (life skill) adalah kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku positif yang memungkinkan individu menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari dengan efektif. Definisi ini menekankan bahwa keterampilan hidup bukan hanya kemampuan teknis, tetapi juga mencakup aspek sosial, emosional, dan kognitif yang membantu seseorang mengelola kehidupan secara mandiri dan produktif.
Selain definisi dari WHO, beberapa perspektif lain juga menjelaskan konsep keterampilan hidup:
- UNICEF (2012) mendefinisikan keterampilan hidup sebagai kemampuan psiko-sosial yang penting untuk membantu individu mengambil keputusan, memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif, berkomunikasi secara efektif, serta beradaptasi dalam berbagai situasi kehidupan.
- Gilbert Botvin (2000), seorang ahli psikologi pendidikan, menjelaskan bahwa keterampilan hidup adalah seperangkat keterampilan yang membantu individu mengatasi stres, konflik, dan tekanan kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks pengembangan pribadi dan sosial.
Kecakapan hidup atau life skill memang sangat dibutuhkan di era globalisasi ini, sehingga sudah semestinya kecakapn hidup dimasukkan ke dalam bidang Pendidikan. Di Indonesia, kecakapan hidup sudah dimasukkan ke dalam bidang pendidikan yang lebih dikenal oleh banyak orang dengan sebutan pendidikan kecakapan hidup (life skill). Dengan kehadiran kecakapan hidup di dalam bidang pendidikan, maka diharapkan peserta didik memiliki kemampuan, keterampilan, hingga pengetahuan yang bermanfaat di kemudian hari terutama untuk menghadapi era globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin maju.
Kegiatan wirausaha memiliki hubungan erat dengan pembentukan keterampilan hidup (life skills). Dalam proses wirausaha, mahasiswa secara aktif berhadapan dengan tantangan nyata, seperti merencanakan bisnis, mengelola sumber daya, menghadapi risiko, dan memecahkan masalah. Pengalaman ini melibatkan berbagai keterampilan hidup yang kritis, termasuk berpikir kreatif, pengambilan keputusan, komunikasi, dan manajemen diri.
Menurut Gibb (1993), wirausaha adalah suatu proses belajar berbasis pengalaman yang melibatkan kreativitas, pengambilan risiko, dan keberanian dalam menghadapi ketidakpastian. Melalui wirausaha, mahasiswa tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi tetapi juga mengembangkan keterampilan personal yang penting untuk kehidupan sehari-hari.
Program Wirausaha Merdeka merupakan salah satu bagian dari kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan, baik secara individu maupun kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam bidang kewirausahaan serta memberikan pengalaman nyata yang relevan dengan dunia kerja.
Dalam konteks MBKM, Wirausaha Merdeka mendukung prinsip pembelajaran yang fleksibel dan berbasis pada pengalaman (experiential learning). Program ini memungkinkan mahasiswa untuk belajar melalui praktik langsung di dunia usaha, tanpa terbatas pada kelas formal di kampus. Melalui program ini, mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih jalur pembelajaran yang sesuai dengan minat mereka, sehingga memperluas pengalaman belajar mereka dalam menghadapi dunia nyata. MBKM, dengan segala program turunannya, seperti Wirausaha Merdeka, menekankan penguatan kompetensi mahasiswa di luar bidang akademik, memberikan ruang bagi pengembangan kreativitas, dan membekali mahasiswa dengan keterampilan yang sangat diperlukan di dunia profesional.
Program Wirausaha Merdeka Universitas Muhammadiyah Surakarta 2023
Program Wirausaha Merdeka di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam menjalankan kegiatan kewirausahaan dengan pendekatan yang berbasis pada inovasi dan kreativitas. Program ini sejalan dengan tujuan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), yang memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar dan dunia profesional, sekaligus menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan.
Tujuan Program di UMS :
- Mendorong Inovasi dan Kreativitas : UMS bertujuan untuk menumbuhkan budaya inovasi dan kreativitas di kalangan mahasiswa. Program Wirausaha Merdeka memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berpikir kreatif dalam mengidentifikasi peluang usaha dan menciptakan produk atau layanan yang memiliki nilai tambah dan daya saing.Sumber: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (2020). Pedoman Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
- Mengembangkan Kewirausahaan di Kalangan Mahasiswa : Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda yang mampu mengelola dan menjalankan bisnis dengan baik. Mahasiswa diajak untuk berwirausaha dengan memanfaatkan keterampilan yang mereka pelajari selama studi dan memperoleh pengalaman langsung di dunia usaha. Sumber: Suryana, Y. (2018). Kewirausahaan: Konsep, Teori, dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Alur Program :
- Seleksi Peserta : Mahasiswa yang tertarik mengikuti program ini terlebih dahulu mengikuti seleksi untuk menentukan kesesuaian mereka dengan program Wirausaha Merdeka. Seleksi ini bisa melibatkan penilaian proposal bisnis, wawancara, atau tes potensi kewirausahaan
- Pelatihan/Workshop : Setelah seleksi, mahasiswa yang terpilih mengikuti serangkaian pelatihan dan workshop kewirausahaan. Pelatihan ini mencakup topik-topik penting seperti perencanaan bisnis, pemasaran digital, manajemen keuangan, dan strategi bisnis. Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan dasar yang diperlukan dalam menjalankan usaha dan mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi.
- Magang Wirausaha : Program ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti magang di perusahaan atau usaha yang sudah berjalan, guna memperoleh pengalaman langsung dalam menjalankan bisnis. Magang ini bertujuan untuk mengasah keterampilan praktis dalam mengelola operasi bisnis, strategi pemasaran, dan pengambilan keputusan dalam kondisi dunia nyata.
- Pendampingan dan Praktik EXPO : Setelah magang, mahasiswa akan mendapatkan pendampingan intensif dari mentor yang berkompeten di bidang kewirausahaan. Mentor akan memberikan arahan dalam menjalankan usaha yang telah dimulai oleh mahasiswa, termasuk pemecahan masalah yang dihadapi, serta memberikan wawasan untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan usaha. Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan dan magang dalam usaha mereka sendiri.
- Evaluasi dan Publikasi : Setelah menjalankan usaha, mahasiswa dan mentor akan melakukan evaluasi hasil usaha untuk menilai keberhasilan dan area yang perlu diperbaiki. Evaluasi ini dilakukan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif bagi mahasiswa dan meningkatkan keberlanjutan usaha mereka. Selain itu, hasil usaha yang berhasil akan dipublikasikan dalam bentuk presentasi atau pameran, yang dapat meningkatkan visibilitas usaha dan membuka peluang untuk kemitraan atau investasi.
Dampak Program Terhadap Pengembangan Life Skill Mahasiswa
Program Wirausaha Merdeka di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memberikan berbagai dampak positif terhadap pengembangan keterampilan hidup (life skills) mahasiswa. Melalui pengalaman praktis dalam mengelola usaha, mahasiswa memperoleh kemampuan yang sangat berguna dalam menghadapi tantangan kehidupan dan dunia kerja. Berikut adalah dampak utama dari program ini terhadap pengembangan life skill mahasiswa:
- Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah : Program Wirausaha Merdeka memberikan mahasiswa tantangan nyata dalam mengelola bisnis, mulai dari identifikasi peluang hingga pengelolaan operasional. Mahasiswa dihadapkan pada berbagai masalah bisnis yang harus dipecahkan, seperti masalah pemasaran, pengelolaan keuangan, dan masalah operasional lainnya. Dengan demikian, mahasiswa mengasah kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, yang sangat diperlukan dalam dunia kerja dan kehidupan pribadi mereka.
- Komunikasi dan Kolaborasi : Program ini mendorong mahasiswa untuk bekerja dalam tim dan berkolaborasi dengan mitra bisnis serta pemangku kepentingan lainnya. Mahasiswa belajar berkomunikasi secara efektif untuk mencapai tujuan bersama, baik dalam konteks internal tim maupun dalam berinteraksi dengan pihak luar, seperti pelanggan dan pemasok. Kolaborasi yang terjalin selama program membantu mahasiswa membangun jaringan profesional yang dapat mendukung karir mereka di masa depan.
- Kemandirian dan Kepercayaan Diri : Mengelola usaha secara mandiri memberikan mahasiswa kesempatan untuk membuat keputusan dan bertanggung jawab atas hasil yang mereka capai. Keberhasilan atau kegagalan dalam bisnis secara langsung mempengaruhi kepercayaan diri mahasiswa. Pengalaman ini mengajarkan mahasiswa untuk lebih mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam menghadapi berbagai situasi, baik dalam dunia bisnis maupun dalam kehidupan pribadi.
- Inovasi dan Kreativitas : Program Wirausaha Merdeka menantang mahasiswa untuk menciptakan produk atau layanan yang unik dan memiliki nilai jual. Mereka didorong untuk berpikir kreatif dalam mengidentifikasi kebutuhan pasar dan menciptakan solusi yang inovatif. Mahasiswa belajar untuk terus menerus beradaptasi dengan perubahan pasar dan menciptakan ide-ide baru yang dapat meningkatkan daya saing usaha mereka.
- Keterampilan Kepemimpinan : Melalui program ini, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan. Mereka belajar memimpin tim, mengelola sumber daya manusia dan finansial, serta merumuskan dan mengarahkan strategi bisnis. Pengalaman ini membantu mahasiswa untuk memahami tantangan dalam memimpin suatu usaha, serta mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang penuh tekanan.
Tantangan dan Peluang Implementasi Program Wirausaha Merdeka
Dalam mengimplementasikan Program Wirausaha Merdeka, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menghadapi berbagai tantangan, namun juga memiliki peluang besar yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kesuksesan program ini. Berikut adalah uraian tentang tantangan dan peluang yang dihadapi:
Tantangan :
- Keterbatasan Modal Awal bagi Mahasiswa : Salah satu tantangan utama yang dihadapi mahasiswa dalam menjalankan usaha adalah keterbatasan modal awal. Banyak mahasiswa yang memiliki ide bisnis yang kreatif, namun kesulitan memulai usaha karena tidak memiliki dana yang memadai. Hal ini menghambat mereka untuk merealisasikan ide bisnis mereka secara optimal.
- Manajemen Waktu antara Akademik dan Bisnis : Mahasiswa sering menghadapi kesulitan dalam membagi waktu antara menjalankan usaha dan menyelesaikan tanggung jawab akademik mereka. Tuntutan jadwal kuliah yang padat dan tugas akademik sering kali membuat mahasiswa kesulitan untuk fokus pada pengembangan bisnis mereka.
- Hambatan Akses Pasar dan Ekosistem Pendukung : Akses pasar yang terbatas menjadi kendala lain yang dihadapi mahasiswa dalam memasarkan produk atau layanan mereka. Selain itu, keterbatasan ekosistem pendukung, seperti akses ke mentor bisnis, jaringan profesional, atau peluang kolaborasi, juga menjadi tantangan dalam pengembangan usaha mahasiswa.
Peluang :
- Kolaborasi dengan Sektor Industri dan Pemerintah : Kolaborasi dengan sektor industri dan pemerintah merupakan peluang besar untuk mendukung implementasi program ini. Dengan melibatkan berbagai pihak eksternal, mahasiswa dapat memperoleh dukungan berupa pendanaan, bimbingan, dan akses ke jaringan bisnis yang lebih luas. Selain itu, kolaborasi ini juga dapat membuka peluang pemasaran produk mahasiswa melalui kanal-kanal mitra industri.
- Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Pemasaran : Teknologi digital membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk memasarkan produk atau layanan mereka secara lebih luas dan efektif. Dengan platform seperti media sosial, marketplace, dan e-commerce, mahasiswa dapat menjangkau pasar yang lebih besar dengan biaya yang relatif rendah. Hal ini memungkinkan mereka untuk bersaing dalam pasar yang lebih kompetitif.
- Dukungan Inkubator Bisnis di UMS : UMS memiliki fasilitas inkubator bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengembangkan ide bisnis mereka. Inkubator ini menyediakan dukungan berupa pelatihan, pendampingan, fasilitas teknologi, dan akses ke investor. Kehadiran inkubator bisnis memberikan lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa untuk memulai dan mengembangkan usaha mereka.
Kesimpulan
Program Wirausaha Merdeka di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) telah memberikan kontribusi positif dalam pengembangan life skill mahasiswa. Melalui program ini, mahasiswa memperoleh pengalaman praktis yang memperkaya kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kepemimpinan, inovasi, dan kemandirian. Kegiatan seperti pelatihan, pendampingan, dan praktik langsung dalam dunia usaha memungkinkan mahasiswa untuk mengasah keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan tantangan kehidupan.
Selain itu, program ini selaras dengan visi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan menciptakan lulusan yang kreatif, mandiri, dan kompeten. Dengan dukungan dari pihak kampus, sektor industri, dan ekosistem wirausaha, mahasiswa tidak hanya belajar menjadi wirausahawan tetapi juga dipersiapkan untuk menjadi individu yang mampu berkontribusi secara positif bagi masyarakat dan perekonomian.
Daftar Pustaka
Gibb. (1993). Wirausaha.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Â dan T. R. I. (2020). Pedoman Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kolb. (1984). Experiential learning.
Suryana. (2018). Kewirausahaan: Salemba Empat.
World Health Organization. (1997). Life Skill.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H