Kode Etik ACM memastikan bahwa pengguna dan orang-orang yang akan dipengaruhi oleh sistem komputer, bisa menyampaikan kebutuhannya selama penilaian dan perancanagan kebutuhan, berikutnya, sistem tersebut musti divalidasi agar sesuai dengan kebutuhan sebelumnya tadi.
ACM telah mengembangkan kode etik yang menjadi standar global bagi profesional TIK. Beberapa prinsip kunci yang sangat relevan dengan era AI generatif ini meliputi:
- Memastikan sistem yang dikembangkan tidak menimbulkan kerugian bagi pengguna atau masyarakat.
- Melindungi data pengguna dan memastikan keamanan sistem.
- Memberikan informasi yang jelas tentang cara kerja dan keterbatasan sistem.
- Menghindari bias dan diskriminasi dalam pengembangan teknologi.
Persiapan yang Diperlukan Mahasiswa
Untuk menjadi profesional TIK yang etis, mahasiswa informatika perlu mempersiapkan diri dengan baik, tidak hanya dalam hal kemampuan teknis, tetapi juga dalam aspek soft skills dan pemahaman etika. Berikut adalah beberapa persiapan penting yang perlu diperhatikan:
Pembelajaran Teknis Â
Mahasiswa perlu memiliki dasar teknis yang kuat dalam bidang informatika. Ini mencakup keterampilan pemrograman, algoritma, keamanan siber, dan pengelolaan data. Menguasai teknologi terkini seperti kecerdasan buatan (AI), machine learning, dan pemrosesan data adalah nilai tambah yang penting. Pemahaman mendalam tentang cara kerja dan potensi risiko teknologi ini memungkinkan mahasiswa untuk memahami implikasi etis dari setiap proyek teknologi yang dikerjakan.
Pengembangan Soft Skills
Soft skills atau keterampilan non-teknis sangat penting bagi seorang profesional TIK yang etis. Beberapa soft skills yang perlu dikembangkan mencakup kemampuan untuk Komunikasi dengan tim, skill kepemimpinan untuk mengambil Keputusan, problem solving, serta kecerdasan emosional untuk memahami perspektif pengguna dan bagaimana teknologi dapat memengaruhi kehidupan mereka.
Pemahaman Mendalam tentang Etika di Dunia Teknologi
Menjadi profesional TIK yang etis membutuhkan pemahaman tentang kode etik yang berlaku, seperti kode etik dari ACM (Association for Computing Machinery) dan IEEE. Mahasiswa perlu memahami prinsip-prinsip seperti menghormati privasi, memastikan keamanan data, dan menghindari diskriminasi dalam algoritma. Mereka juga harus belajar untuk mengidentifikasi dilema etis, mengambil keputusan berdasarkan nilai etis, serta mengikuti perkembangan regulasi.
Menurut saya, profesionalisme dalam industri TIK saat ini menghadapi tantangan besar dengan hadirnya AI generatif. Di satu sisi, teknologi ini membuka peluang baru untuk inovasi dan efisiensi. Namun, di sisi lain, kita melihat berbagai masalah seperti p enggunaan AI untuk menciptakan deepfake dan informasi palsu, otomatisasi yang berpotensi menggantikan pekerjaan tanpa pertimbangan dampak sosial, masalah  privasi dan keamanan data dalam pengembangan AI, bias algoritma yang dapat memperkuat ketidakadilan sosial