Kekeringan di desa mulyoharjo ialah perkara yang mempunyai akibat yang lumayan signifikan utamanya dalam bidang pertanian. Kekeringan yang terjalin kurang lebih dekat 2 bulan terakhir ialah pada bulan Agustus serta september dapat berakibat pada turunnya penciptaan tumbuhan serta merugikan petani. Tidak hanya itu, penciptaan pertanian yang rendah hendak berdampak pada menyusutnya keadaan pangan serta menimbulkan stabilisasi perekonomian gampang goyah. Perihal lain yang dapat terjalin bila kekeringan terjalin sangat lama merupakan terganggunya sistem hidrolisis area serta manusia hendak kekurangan air buat disantap. Perihal ini pasti sangat krusial karena air ialah salah satu faktor kehidupan yang absolut ada buat keberlangsungan hidup.
Mendengarkan akibat yang disebutkan di atas, telah saatnya kita memandang kekeringan diIndonesia khususnya  di desa mulyoharjo tidak terjalin sekedar sebab aspek alamiah saja, tetapi terdapat bebrapa sebab sikap manusianya sendiri indikasi kekeringan di desa mulyoharjo. Kekeringan biasanya diperparah pemicu yang lain antara lain:
1. Embung desa yang tidak terpelihara, sehinga pendangkal tanah yang menimbulkan resapan air menurun serta kapasitas penampungan volume air berkurang
2. Pemicu kekeringan di mulyoharjo yang lain merupakan perkara agronomis ataupun diketahui pula dengan nama kekeringan agronomis. Perihal ini disebabkan pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman padi pada masa kemarau serta menyebabkan cadangan air terus menjadi tidak mencukupi
Upaya  buat mengatasi kekeringan di mulyoharjo , antara lain:
1. Memperbaharui paradigma petani terpaut Kerutinan memaksakan penanaman padi di musim kemarau.
2. Membangun ataupun merehabilitasi jaringan sistem irigasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H