Mohon tunggu...
Tegar Erio
Tegar Erio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kehutanan

Sebagai mahasiswa Kehutanan fokus pada keanekaragaman hayati, pengelolaan berkelanjutan dan pemanfaatan hasil hutan yang ramah lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia Darurat Keanekaragaman Hayati? Perubahan Iklim dan Aktivitas Manusia Jadi Ancaman Besar

15 November 2024   10:59 Diperbarui: 15 November 2024   11:02 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gambar pribadi penulis, laba-Laba diambil di hutan KHDTK Unmul Lempake, 2024.

Untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia, diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah. Beberapa solusi yang dapat diimplementasikan antara lain:

  • Restorasi Habitat: Mengembalikan Fungsi Ekosistem yang Telah Rusak

Restorasi habitat adalah proses penting untuk memperbaiki ekosistem yang telah rusak akibat kegiatan manusia, seperti deforestasi, kebakaran hutan, atau perubahan iklim. Ekosistem yang rusak menyebabkan hilangnya habitat bagi banyak spesies, yang pada gilirannya mengancam kelangsungan hidup mereka.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam restorasi habitat antara lain:

Reboisasi: Menanam pohon di area hutan yang gundul atau terbakar untuk mengembalikan vegetasi alami. Reboisasi bukan hanya memperbaiki habitat bagi fauna, tetapi juga membantu dalam penyerapan karbon, yang dapat memitigasi dampak perubahan iklim.

Restorasi Lahan Kritis: Melakukan rehabilitasi terhadap lahan yang sudah terdegradasi atau tercemar, misalnya dengan mengembalikan kesuburan tanah dan menanam tanaman yang dapat menstabilkan ekosistem.

Restorasi Terumbu Karang: Upaya untuk memperbaiki terumbu karang yang rusak akibat pemutihan dan aktivitas manusia lainnya. Ini bisa dilakukan dengan penanaman karang buatan dan perlindungan terhadap terumbu karang yang masih ada.

Melalui restorasi habitat, kita dapat memperbaiki kerusakan ekosistem yang terjadi akibat deforestasi, perubahan iklim, atau aktivitas manusia lainnya. Proses ini tidak hanya memulihkan vegetasi dan fauna yang hilang, tetapi juga memperbaiki fungsi ekologis yang penting, seperti penyediaan habitat yang sehat, pengendalian erosi, dan pemeliharaan kualitas air. Dengan demikian, restorasi habitat memastikan bahwa ekosistem dapat kembali mendukung kehidupan flora dan fauna, menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan tahan terhadap ancaman-ancaman lingkungan di masa depan.

  • Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan

Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan adalah kunci untuk memastikan bahwa kekayaan alam Indonesia tidak hanya dimanfaatkan dengan bijaksana, tetapi juga dilestarikan untuk generasi mendatang. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam pengelolaan berkelanjutan antara lain:

Pertanian Berkelanjutan: Menggunakan metode pertanian yang ramah lingkungan, seperti agroforestry, yang mengintegrasikan pohon dengan tanaman pangan, atau menggunakan pertanian organik yang menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya.

Pengelolaan Hutan Berkelanjutan: Menghentikan praktik penebangan hutan secara liar dan mendorong praktik pengelolaan hutan yang memperhatikan kelestarian ekosistem, seperti sertifikasi produk kayu berkelanjutan.

Perikanan yang Berkelanjutan: Mengatur penangkapan ikan dengan cara yang tidak merusak ekosistem laut, termasuk pembatasan penggunaan alat tangkap yang merusak terumbu karang dan pengelolaan stok ikan dengan cara yang terukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun