Mohon tunggu...
Tegar Darmawan
Tegar Darmawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hai Saya Muhamad Tegar Darmawan, saya cinta buku buku pemikir tokoh nasional, biografi tokoh nasional, sastra. Dan saat ini saya tengah belajar di mesir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat untuk para pelajar

9 Januari 2025   15:51 Diperbarui: 10 Januari 2025   12:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"mereka yang bersekolah belum tentu menjadi sang intelektual yang cahayanya abadi menembus waktu, justru dia akan mati dalam keadaan kosong tujuan hidup,justru lebih buruk lagi"

"Bagaimana bisa? Bukankah seharusnya yang belajar disekolah layak menjadi intelektual yang anda maksud?"

"Mau kah anda mendengarkan kisahku, untukmu sang pelajar yang terpelajar. Tan Malaka, KH. Hasyim Asy'ari, Muh Hatta, Buya Hamka, M. Natsir dan kawan kawan adalah bintang bagi pelaut bagi saya selama saya mengembara sebagai pelajar, saya akan menjelaskan kepadamu sesuai inspirasi yang saya dapatkan dari mereka?"

"Kan ku simpan ucapanmu bagai pusaka"

"Intelektual itu berjalan diatas garis permasalahan umat, dia belajar bukan mengejar diploma apalagi nilai, namun dia mengumpulkan ilmu untuk menciptakan solusi atas problem umat, sebagaimana apoteker meracik obat dari berbagai bahan untuk menyembuhkan penyakit pasiennya, bukan sibuk memusingkan tuk mencari kelas tempat dia mengisi dompet dan perut sahaja,

Mereka itulah yang niat awalnya sudah berambisi keras mengabdikan diri untuk masyarakat, kelak takdir akan memberikan kawan yang satu visi, begitupun lingkungan yang mendukung penuh langkah dia, begitupun istrinya. Karena lingkungan, teman, istri adalah magnet atas hasrat kita.

Tulisan sang intelektual yang disertai pemikiran keras dia laksana laboratorium apoteker, ucapan dia seperti ucapan dokter, dia yang sepenuh hati untuk umat bukan dia yang hanya hidup dari ujian demi ujian, nilai demi nilai, silabus demi silabus saja, tanpa peduli permasalahan umat, kelak dia akan hidup dalam kehampaan atas tujuan hidup. Adapun intelektual yang saya maksud, dia sampai akhir hayatnya hanya terus berjuang demi masyarakat, seharusnya anda tau kan nasib orang yang mati dalam kondisi berjuang demi umat?

"Saya paham, tapi karakter intelektual sepertinya sangat universal juga ambigu bagi saya dan saya belum menemukan jalanku sebagai sang intelektual itu"

"Pelukis terhebat akan mencari inspirasi sebelum membuat karya terbaiknya dari karya lain sebagai inspirasi dia, arsitek terhebat tak akan menghasilkan hasil karya terbaik sebelum meliat bangunan sebelumnya yang menginspirasi dia. Sukarno tak akan menjadi sosok 'soekarno' kalau tak terinspirasi dari napoleon bonaparte ataupun kemal ataturk, KH. Ahmad Dahlan tak akan menjadi dirinya kalau tak terinspirasi dari syekh Ahmad khatib Al Minangkabawi,

Adapun diriku, inspirasiku ialah buya hamka juga H.O.S tjokroaminoto,  langkah ku meniru langkah mereka, dia menjadi langkah intelektual yang selalu saya dambakan hingga saat ini

Berjuanglah, dan ingatlah, intelektual semacam ini jasa dan pemikirannya selalu abadi dalam doa dan harapan bangsa, dirimu akan abadi dalam hati masyarakat,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun