"Indonesia adalah bagian dari cintaku, Minatku pada tokoh sejarah memberiku arah langkah yang pasti sebagai intelektual, saat kau duduk di emperan masjid Al-azhar mesir saya merasakan spirit prof.Dr. Quraish shihab atau Gus Dur disini, juga saat saya pergi ke eropa atau manca negara saya bisa merasakan bahwa Buya Hamka, Muh.Hatta, Tan Malaka,Agus Salim spirit mereka bersatu dengan saya" kataku
"Apakah mereka bisa menjadi titik balik dalam berubahnya dirimu menjadi jauh lebih baik?"
"Iya, saya butuh referensi juga inspirasi untuk menjadi yang terbaik, karya terbaik tidak akan hadir tanpa referensi sebagai gambaran langkah kedepannya, maka keseharian ku tidak jauh dari tokoh tokoh yang saya sebut seperti membaca,menulis, berkarya, juga berjuang, pun kepribadian mereka"
"Bisa jadi anda menjadi poligot karena Agus salim atau menjadi ulama sekaligus tokoh negarawan seperti buya hamka dan muhamad Natsir?"
"Tepat sekali, tapi sayang sekali sejarah saat ini dipandang sebagai pelajaran yang membebankan, padahal mereka adalah pupuk spirit bagi anak muda"
"Bagiku indonesia adalah cintaku, tokoh tokoh pejuang nasional adalah bagian dariku, dimana pun aku berada aku tak akan melupakan cinta pertamaku yakni Indonesia juga pejuang pejuangnya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H