Sang pedagang kumal menjajakan buah buahan untuk didagangkan dari pagi hingga malam tanpa ada yang mau membelinya, dia pulang tanpa mendapatkan apapun untuk hidupnya.
Dia tinggal seorang diri, tanpa ada yang mau peduli dengan dirinya, tidak ada keluarga yang peduli dengannya, tinggal disebuah rumah bambu yang sederhana.
Sebelum tertidur, dia mendambakan kehidupan yang layak, istri yang cantik, keluarga yang memperhatikannya, "sekali saja sebelum aku mati" pikir dia.
Keesokan harinya, dia kembali berdagang buah buahan, tak kunjung ada yang mau membeli barangnya, tak jauh didepan dia  ada penjual buah buahan yang sukses dan kaya raya, memiliki pasangan yang cantik dan hidup bahagia. Pemuda kumal ini hanya bisa menelan ludah dan menggigit bibir.
Tak lama seorang anak kecil nan kurus kering mendekati pemuda kumal ini dan meminta sedikit buah buahan, pemuda kumal pun memberinya dan mengajaknya berbicara
"Di mana keluarga mu?" Jawab pemuda itu
"Tidak tau, aku hidup dari tempat ketempat dengan mengandalkan orang baik, tapi tak kunjung kudapatkan kecuali dirimu"
"Kalau gitu aku akan merawat mu, janganÂ
Engkau bersedih lagi, aku akan mencintaimu setulus hatiku" kata pemuda tersebut.
Anak kecil tersebut mendapati keluarga dari pemuda kumal tersebut, dan dia tak pernah kelaparan meski hidup sederhana dan apa adanya, dia mendapatkan dunianya lagi, tapi satu hal yang membantu dia terenyuh haru yaitu kenyataan pait kehidupan pemuda yang membantunya yang benar benar kesepian dan sebatang kara, sedangkan dirinya tak bisa memberikan apa apa. Tanpa sadar dia menitikkan air mata, dan pemuda kumal tersebut memperhatikannya
"Apakah engkau sedih atas kehidupanku?"tanya pemuda itu