Salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan daerah adalah terciptanya perekonomian daerah yang mampu berdaya ungkit besar dan berperan sebagai katalis bagi pertumbuhan dan perkembangan sektor lainnya. Pembangunan daerah menjadi sangat signifikan dalam hal pembangunan daerah ketika pemerintah memperkenalkan otonomi daerah, yang disusul dengan Undang-Undang Pemerintahan Provinsi No. 23 Tahun 2014. Kebijakan ini merupakan keputusan signifikan yang menyebabkan perubahan mendasar dalam pengelolaan hubungan antar pemerintah pusat. dan pemerintah negara bagian, yang muncul dari pendelegasian kekuasaan dan pendanaan di bawah tanggung jawab negara. Pemberlakuan undang-undang tersebut mensyaratkan desentralisasi pemerintahan daerah dan peningkatan pembangunan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemandirian daerah.
       Berbagai teori tentang masalah pertumbuhan ekonomi mencoba memisahkan beberapa faktor yang dicurigai dapat mempengaruhi proses pertumbuhan. Stok modal diasumsikan terakumulasi salah satu faktor terpenting dalam proses ini Pertumbuhan ekonomi terlepas dari faktor lain seperti angkatan kerja ketersediaan sumber daya alam dan kemajuan teknologi. Selain itu, juga dengan kualitas sumber daya manusia dan peran negara dalam perekonomian juga merupakan faktor penentu pertumbuhan ekonomi. Peran pemerintah dalam bisnis tercermin dalam beberapa kebijakan yang baik melalui kebijakan fiskal dan moneter.
       Pengembangan suatu model pertumbuhan ekonomi dimana hal tersebut adalah pertumbuhan endogen, pemerintah memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Broons, de Groot dan Nijkamp (1999) menjelaskan bahwa sektor negara dapat memiliki efek langsung atau tidak langsung pertumbuhan Meskipun demikian, dapat dilihat bahwa kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi pertumbuhan internal jangka panjang dengan tiga instrumen yaitu untuk tujuan perpajakan: pajak, biaya keseimbangan negara dan anggaran. Tiga komponen bekerja pada tingkat efisiensi penggunaan sumber daya (efisiensi penggunaan sumber daya), Akumulasi faktor produksi (production akumulasi faktor) dan perkembangan Teknologi (pengembangan teknologi).
       Pedoman pemerintahan sangat erat kaitannya memobilisasi faktor-faktor produksi melalui kebijakan fiskal. Dalam manajemen keuangan modern, kebijakan fiskal mencakup tiga hal tujuan utamanya yaitu; yang pertama adalah mempengaruhi alokasi sumber daya ekonomi (alokasi sumber daya). Sasaran kebijakan fiskal dalam konteks ini adalah menemukan keseimbangan yang benar baik dalam kenyataan maupun dalam bentuk nominal dalam alokasi sumber daya ekonomi untuk sektor publik dan biaya peluang untuk mengarahkan sumber daya ekonomi usaha pribadi; yang kedua adalah melakukan proses redistribusi kekayaan dan pendapatan antara kelompok ekonomi yang berbeda pada publisitas. Dalam hal ini kebijaksanaan tujuan perpajakan adalah akuisisi keseimbangan antar manusia saldo) dalam laba bersih atau kesejahteraan; yang ketiga disediakan menentukan arah pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Di sana kebijakan fiskal harus mampu melakukan ini dengan merencanakan tindakan untuk mengoptimalkan penggunaan sarana seperti sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber pendanaan.
       Pertumbuhan ekonomi biasanya berkaitan dengan sebuah proses yang meningkatkan produktivitas per kapita dalam jangka panjang terkait proses, hasil per penduduk dan jangka panjang. Pertumbuhan karena proses berarti pertumbuhan ekonomi bukanlah gambaran ekonomi sesaat/singkat saja. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan produksi per kapita berarti Anda harus memperhatikan dua hal, yaitu output total atau produk domestik bruto (PDB) dan jumlah penduduk karena produksi per populasi dimana jumlah produksi dibagi dengan jumlah populasi. Meskipun pertumbuhan terkait dengan penampilan dalam jangka panjang itu bukan berarti pertumbuhan produktivitas per kapita harus dilihat pada waktunya cukup lama, katakanlah 10 atau 20 tahun dan bahkan lebih lama.
       Dalam mengeksplorasi hubungan kausalitas antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi, dapat dilakukan dengan teori pertumbuhan endogen (teori pertumbuhan endogen). Teori ini menyediakan pertumbuhan endogen dengan menekankan pentingnya variabel modal manusia, variabel penelitian dan pengembangan (Penelitian dan Pengembangan = R&D). Kedua variabel tersebut berhubungan erat melihat kebijakan pemerintah pengeluaran pemerintah di industri infrastruktur, pendidikan dan kesehatan untuk pembentukan modal manusia dan kemajuan teknologi.
       Dalam model yang dikembangkan, diyakini bahwa pertumbuhan ekonomi akan selalu bertahan terus menerus. Oleh karena itu, secara permanen tidak terbatas investasi modal, termasuk modal manusia. Sehingga laba atas investasi ini tidak relevan sendiri melemah ketika ekonomi tumbuh. Hal berikutnya adalah penyebaran pengetahuan antara produsen dan manfaat eksternal dari modal internal bentuk sumber daya manusia bagian dari proses pertumbuhan. Kedua faktor tersebut dapat menurun. Tren penurunan dapat berupa hasil untuk mengakumulasi modal.
       Adapun indikator-indikator yang dimiliki oleh pendekatan endogenous diantaranya yaitu:
- Prinsip utama dalam endogenus model adalah memanfaatkan sumber daya lokal dalam pembangunan berkelanjutan yang meliputi sumber daya alam, manusia dan budaya;
- Kekuatan dinamis berasal dari inisiatif lokal dan perusahaan/swasta;
- Fungsi daaerah pedesaan ditujukan kepada beragam layanan ekonomi;
- Masalah utama pembangunan pedesaan adalah terbatasnya kapasitas wilayah / kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi;
- Fokus pembangunan pedesaan adalah pembangunan kapasitas meliputi skil, kelembagaan dan infrastruktur; dan mengatasi pengecualian.
       Hal ini sesuai dengan paradigma pembangunan ekonomi daerah, yaitu strategi pembangunan endogen, yang menggabungkan faktor sumber daya (modal pembangunan/sumber daya sekunder) dengan sumber daya manusia yang dikembangkan secara berkelanjutan. Tujuan dari strategi ini adalah untuk membuka peluang investasi dan menarik minat investasi di berbagai sektor. Dengan penanaman modal tersebut diharapkan dapat menimbulkan multiplier effect dalam keterkaitan ke depan dan ke belakang yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat Strategi pembangunan endogen adalah strategi pembangunan yang memperkuat karakteristik daerah yang terkait dengan pengembangan sumber daya alam dengan cara meneliti, menemukan dan menentukan peluang pembangunan daerah (industri unggulan dan produk unggulan), yang dapat menjadi faktor kekuatan dan pembangunan. Adapun kajian terhadap hal ini merupakan hal yang penting, sebab potensi ini sangat penting, karena pembangunan harus lebih fokus pada pengembangan potensi yang ada. Selain itu, semua potensi ini bisa "dijual" kepada investor.
       Teori pertumbuhan baru (endogenous growth) dapat dinyatakan dengan persamaan Y = AK. A singkatan dari teknologi dan K untuk modal fisik dan sumber daya manusia. Dari teori pertumbuhan baru (pertumbuhan endogen) dapat diperoleh asumsi bahwa investasi sektor publik dan swasta dalam sumber daya manusia dapat menghasilkan keuntungan ekonomi dan produktivitas eksternal yang dapat membalikkan kecenderungan alami dari penurunan keuntungan.
       Teori pertumbuhan baru (pertumbuhan endogen) menyimpulkan bahwa investasi modal fisik dan manusia berperan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan mendorong peran aktif kebijakan publik untuk mempercepat pembangunan ekonomi melalui investasi langsung atau tidak langsung pada sumber daya alam, energi manusia. Peran pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi dijelaskan oleh pengaruhnya terhadap perubahan konsumsi dan belanja investasi publik dan pendapatan pajak. Menurut teori pertumbuhan baru (pertumbuhan endogen), konsekuensi dari tabungan dan investasi modal manusia adalah tidak ada kekuatan yang dapat mencapai tingkat pertumbuhan antar negara, dan tingkat pertumbuhan nasional konstan dan bervariasi dari satu negara ke negara lain tergantung di negara, tingkat bervariasi dengan pertumbuhan nasional. Tabungan dan canggih. Akibatnya, negara-negara yang kekurangan modal manusia dan fisik merasa sulit untuk menyamai tingkat pendapatan per kapita negara-negara kaya modal, meskipun tingkat tabungan nasionalnya sama.